KOMPAS.com - Kafein tak hanya ditemukan di dalam kopi. Namun, kafein juga ditemukan di beberapa makanan dan minuman, seperti teh, soda, dan cokelat.
Dikutip dari WebMD, kafein bekerja dengan merangsang sistem saraf pusat, jantung, otot, dan sistem pusat yang mengontrol tekanan darah.
Oleh karena itu, kafein banyak digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan dan menambah energi bagi sebagian orang.
Meskipun kafein bermanfaat, apabila dikonsumsi secara berlebih, kafein bisa berdampak pada kesehatan yang berdampak pada sakit kepala dan nyeri dada.
Baca juga: 8 Gejala Ketergantungan Kafein dan Cara Mengatasinya
Lantas, apa saja dampak terlalu sering konsumsi kafein?
Baca juga: 4 Cara Berhenti dari Kecanduan Mengonsumsi Kafein
Kafein adalah psikostimulan yang dapat merangsang sistem saraf pusat. Itulah sebabnya, mengapa beberapa orang tidak bisa lepas dari kebiasaannya minum-minuman berkafein seperti kopi dan teh sebelum memulai aktivitas.
Kendati demikian, apabila terlalu banyak mengonsumsi kafein, maka hal tersebut dapat menyebabkan sakit kepala bagi beberapa orang.
Kafein dapat memicu apa yang dikenal sebagai "rebound kafein". Di mana, setelah seseorang minum terlalu banyak kafein, mereka bisa saja mengalami gejala putus zat.
Baca juga: Makanan dan Minuman yang Mengandung Kafein dan Manfaatnya bagi Tubuh
Kafein dapat memengaruhi suasana hati seseorang.
Asupan kafein dalam jumlah sedang dapat berkontribusi pada perasaan bahagia. Sementara, mengonsumsi dua hingga enam cangkir kafein dapat menimbulkan rasa cemas, seperti perasaan gelisah.
Kendati demikian, beberapa penelitian menunjukkan, lima cangkir kafein sehari tidak berpengaruh pada kecemasan.
Akan tetapi, pada studi lain menemukan bahwa perasaan tegang didapat setelah mengonsumsi dua atau tiga cangkir saja.
Baca juga: 6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Mengonsumsi Kafein
Saat dikonsumsi mendekati waktu tidur, kafein dapat menyebabkan gangguan tidur pada dosis sedang dan tinggi.