Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Jangan Terbuai Data Statistik

Kompas.com - 03/07/2023, 16:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.COM, 29 Juni 2023 memberitakan, lembaga Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan perekonomian Indonesia pada 2023 akan tumbuh 5,0 persen dan 5,1 persen pada 2024.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, mengatakan, setelah bangkit kuat pascapandemi, kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid terus berlanjut.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan jauh lebih tinggi dibanding proyeksi pertumbuhan rata-rata global sebesar 2,8 persen untuk 2023 dan 3,0 persen untuk 2024.

Dalam laporan Article IV 2023 untuk Indonesia yang baru dirilis tersebut, IMF menegaskan bahwa kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia didukung kebijakan yang terkoordinasi dengan baik termasuk formulasi kebijakan fiskal dan moneter yang hati-hati.

Ke depan, arah pembangunan ekonomi Indonesia terus berorientasi pada penguatan fondasi melalui implementasi agenda reformasi yang menyeluruh untuk memperbaiki iklim bisnis, diversifikasi ekonomi, serta mitigasi dampak perubahan iklim.

Dalam laporan tersebut, IMF juga menggarisbawahi berbagai capaian positif ekonomi Indonesia hingga mencapai 5,3 persen tahun 2022 didorong peningkatan permintaan domestik, penguatan sektor penting seperti manufaktur dan jasa-jasa, serta pertumbuhan ekspor yang tinggi.

Kinerja ekonomi yang solid juga terlihat dari perbaikan pasar tenaga kerja yang ditandai oleh penurunan angka pengangguran.

Tekanan inflasi Indonesia juga terus mereda didukung koordinasi kebijakan yang efektif serta penurunan harga komoditas.

Di sisi lain, kondisi sistem keuangan Indonesia tetap stabil dan profitable di tengah tingginya gejolak keuangan global.

Pemerintah bersama Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan terus berkoordinasi dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan untuk memastikan stabilitas sektor keuangan secara berkala.

Indonesia bangkit cepat dan kuat dari pandemi, serta menunjukkan ketahanan yang luar biasa di tengah tingginya risiko global. Ini tercermin dari sektor keuangan Indonesia yang tetap terjaga dan UMKM yang mulai pulih.

Pemulihan secara luas juga terlihat di berbagai sektor yang sebelumnya terdampak cukup parah akibat pandemi seperti sektor transportasi, hotel, dan restoran.

Sebagai warga Indonesia, saya berhak bangga atas prestasi ekonomi gemilang Tanah Air Udara tercinta seperti yang dilaporkan oleh IMF maupun Kementerian Keuangan Indonesia.

Namun sebaiknya kita tetap eling lan waspodo demi senantiasa bersikap ojo dumeh alias jangan takabur.

Jangan lupa bahwa pada hakikatnya kenyataan ekonomi tidak terbatas pada data keuangan maupun statistik belaka.

Maka di tengah euforia menyambut kegemilangan pertumbuhan ekonomi juga perlu senantiasa disadari bahwa jangan kita terbuai data statistik terkait prosentasi pertumbuhan ekonomi yang di samping bisa direkayasa berdasar pesanan juga an sich potensial menyesatkan.

Pada kenyataan jelas bahwa secara komperatif pertumbuhan 5 persen dari nominal 10 sama dengan sekitar 1,23 berarti lebih kecil ketimbang 5 persen dari nominal 100, yaitu 5 bahkan jauh lebih kecil dari 5 persen dari 1.000, yaitu 50 apalagi 5 persen dari 10.000.

Tak kalah penting adalah kesadaran bahwa laporan pertumbuhan ekonomi tidak mengungkap realita kesenjangan sosial serta pemerataan kesejahteraan selaras Keadilan Sosial untuk Seluruh Rakyat Indonesia sebagai sasaran utama perjuangan mewujudkan cita-cita terluhur bangsa Indonesia, yaitu masyarakat bukan hanya makmur, namun adil dan makmur, hidup bersama di negeri gemah ripah loh jinawi, tata tenteram kerta raharja. MERDEKA!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com