Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan BSI Eror Diduga Terkena Serangan Ransomware, Virus Apa Itu?

Kompas.com - 11/05/2023, 16:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Layanan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) diduga terkena serangan ransomware yang menyebabkan sistemnya eror selama berhari-hari.

Erornya sistem di BSI tersebut bahkan ramai di Twitter sejak Senin (8/5/2023).

Gangguan yang dialami pada sistem BSI menyebabkan layanan ATM terganggu dan mobile banking mengalami eror.

"Min Sy mw transfer ke rek BSI kok spt ini yah, semua rek BSI spt ini, ini effect serangan ransomware kmrn Masih blom selesai Kali?" cuit akun ini.

"Mobile banking BSI sdh 2 hari down. Geng2 pemalak digital yg minta uang tebusan miliaran bnyk beroperasi di seluruh dunia (ransomware gang)," kata akun lain.

Baca juga: Sempat Ada Perbaikan Layanan, Kantor Cabang BSI dan ATM Diklaim Pulih secara Bertahap

Baca juga: Pemuda Sleman Retas Perusahaan Amerika dengan Ransomware, Apa Itu?

Lantas, apa tanggapan BSI soal dugaan sistemnya terkena serangan ransomware?

Penjelasan BSI soal dugaan serangan ransomware

Direktur Utama BSI Hery Gunadi menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan normalisasi layanan jaringan ATM pada Selasa (9/5/2023).

Dengan langkah tersebut nasabah dapat melakukan transaksi di jaringan cabang dan ATM BSI di seluruh Indonesia.

Sementara itu, Hery juga menyampaikan bahwa layanan BSI Mobil sudah dapat diakses oleh nasabah dengan fitur-fitur basic.

"Proses normalisasi layanan BSI telah kami lakukan dengan prioritas utama untuk meyakinkan dana dan dana nasabah tetap aman," kata Hery dalam keterangan resminya kepada Kompas.com, Rabu (10/5/2023).

Namun, saat ditanya soal serangan ransomware, Hery menuturkan bila pihaknya masih melakukan penelusuran atas dugaan ini.

"Hal tersebut perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik," imbuh Hery.

Baca juga: 4 Manfaat Migrasi Bank Syariah Indonesia (BSI) bagi Nasabah

Apa itu ransonware?

Sementara itu, pengamat keamanan siber Alfons Tanujaya mengatakan, ransomware yang disebut warganet diduga menyebabkan layanan BSI eror merupakan serangan berbahaya.

Ketika menjalankan aksinya, ransomware akan berusaha semaksimal mungkin mengenkripsi data penting, backup dan sistem penting.

Tujuannya untuk mengganggu jalannya perusahaan sehingga mau tidak mau korbannya akan membayar uang tebusan yang diminta demi kelangsungan operasional perusahaan.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com