KOMPAS.com - Slamet Tohari alias Mbah Slamet, dukun pengganda uang asal Banjarnegara, Jawa Tengah, tengah menjadi sorotan lantaran kasus dugaan pembunuhan berantai.
Slamet Tohari telah ditetapkan menjadi tersangka kasus dugaan pembunuhan terhadap 11 orang.
Diberitakan Kompas.com, pembunuhan ini terungkap berkat laporan korban hilang berinisial PO pada Senin (27/3/2023).
Sebelum dinyatakan hilang, PO sempat mengirim pesan WhatsApp kepada pihak keluarga agar datang ke rumah Slamet bersama aparat jika dirinya tidak ada kabar selama beberapa hari.
Pihak keluarga yang tak kunjung mendapat kabar pun melapor ke Polres Banjarnegara pada Senin (27/3/2023).
Namun, saat mendatangi kediaman Slamet, polisi menemukan bahwa PO telah dikubur di sebuah perkebunan.
"Korban (PO) telah dikubur di jalan setapak menuju ke hutan di Wanayasa," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto.
Bermula dari sana, polisi kemudian menemukan sepuluh jenazah lain tak jauh dari penguburan PO.
Lantas, seperti apa sosok Slamet Tohari, sang dukun pengganda uang yang diduga menjadi pelaku pembunuhan?
Baca juga: Dukun Pengganda Uang Banjarnegara: Kronologi, Motif, dan Jumlah Korban
Dikutip dari Kompas.com (4/4/2023), Slamet Tohari, pria berusia 45 tahun merupakan pribadi yang dikenal tertutup.
Mbah Slamet yang menggunakan modus dukun pengganda uang pun dikenal tak pernah sosialisasi.
Bahkan, istrinya yang bernama Sanem mengaku tidak mengetahui aksi keji sang suami. Sanem mengatakan, dirinya telah ditelantarkan Mbah Slamet selama satu tahun terakhir.
"Apa aktivitasnya saya tidak tahu, saya saja ditelantarkan selama satu tahun ini," kata Sanem.
Di rumahnya yang terletak di Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara, menurut Sanem, Mbah Slamet sering kedatangan tamu.
Kendati demikian, dia mengaku tidak mengetahui secara persis tujuan dari tamu yang mengunjungi suaminya.