Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Mana Gua Braholo, Lokasi Tewasnya Mahasiswa UNS Saat Susur Gua?

Kompas.com - 27/03/2023, 12:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) ditemukan tewas setelah terjatuh ke dasar Gua Braholo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Korban yang tewas adalah Noval Bachrul Alam (22), mahasiswa kedokteran UNS yang saat itu tengah mengikuti kegiatan susur gua Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) PMPA Vagus Fakultas Kedokteran UNS. 

Dikutip dari Kompas.com (27/3/2023), saat korban dan rekannya hendak memasang tali safety di atas tebing, korban tergelincir dan jatuh.

"Korban berteriak dan tertahan oleh tali safety. Namun batu yang digunakan untuk tali safety tidak kuat dan hancur," kata Kepala Seksi Humas Polres Gunungkidul Iptu Suranto.

Lantas, di manakah Gua Braholo yang menjadi lokasi jatuhnya mahasiswa UNS tersebut?

Baca juga: Mahasiswa Pecinta Alam FK UNS Jatuh ke Luweng Braholo Gunungkidul

Mengenal Gua Braholo Gunungkidul

Gua Braholo berlokasi di Desa Semugih, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul.

Dikutip dari laman Jogjaprov, Gua Braholo merupakan situs gua hunian yang diperkirakan pernah dihuni oleh manusia purba pada masa Pleistosen hingga Holosen ribuan tahun yang lalu.

Hunian ini diperkirakan dipakai sebagai keberlanjutan aktivitas migrasi manusia prasejarah di daerah pegunungan selatan yang dimulai dari daerah Pacitan.

Gua Braholo merupakan Gua alami yang terbentuk dari aliran sungai bawah tanah yang mengalami doline terban (runtuh pada bagian atap) sehingga terbuka dan membentuk mulut Gua.

Gua ini memiliki langit-langit yang cukup tinggi dengan stalaktit membentuk kubah.

Pada masa lalu, gua ini dipilih sebagai hunian karena memiliki kelembapan udara yang tak terlalu tinggi, posisi gua di atas sehingga aman dari gangguan binatang buas.

Selain itu, lantai Gua yang relatif datar dan kering, dekat sumber aur dan sumberdaya alam yang melimpah.

Baca juga: Kronologi Mahasiswa UNS Tewas Usai Jatuh ke Dasar Goa Braholo, Gunungkidul

Dikutip dari laman VisitingJogja, Gua ini memiliki tinggi langit-langit lebih dari 15 meter dan akan terlihat terang saat sinar Matahari masuk.

Sebagian besar lantai berupa tanah dengan lebar ruangan kurang lebih 39 meter dan panjang 30 meter.

Gua ini memiliki kedalaman yang berbeda-beda akibat proses ekskavasi yang dilakukan para peneliti antara tahun 1994 hingga 2.000.

Sejumlah arkeolog yang melakukan penelitian di lokasi ini pernah menemukan sisa-sisa peninggalan masa lalu seperti tembikar, sisa biji-bijian, manik-manik, hingga kuburan 10 kerangka manusia purba.

Selain digunakan untuk penelitian arkeologi, Gua Braholo memang sering digunakan untuk lokasi susur gua para pecinta alam.

Karakteristik Gua Braholo memiliki 3 pitch, yakni kedalaman sekitar 35 meter, 6 meter dan 2 meter dengan kemiringan 25 derajat.

Baca juga: Hunian Prasejarah Gua Braholo di Gunungkidul Akan Dibeli Pemerintah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com