Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil "Pin" Kritik Warganet yang Memanggilnya Maneh, Pakar: Usaha Menggiring Pengikut

Kompas.com - 17/03/2023, 17:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tindakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang menyematkan atau memberikan "pin" pada komentar berisi kritikan dari seorang warganet di akun Instagram pribadinya menuai kontroversi.

Pasalnya, imbas dari tindakan tersebut, warganet yang berprofesi sebagai guru itu dipecat oleh pihak sekolah tempatnya bekerja.

Dilansir dari Kompas.com (15/3/2023), Ridwan Kamil mengunggah video saat ia menggelar panggilan lewat Zoom demi mengapresiasi siswa SMP di Tasikmalaya yang rela patungan membeli sepatu untuk teman sekelasnya pada Selasa (14/3/2023).

Selama Zoom, ia terlihat memakai jas warna kuning yang identik dengan warna partai.

Dalam unggahan tersebut, Kang Emil menyematkan komentar milik Muhammad Sabil Fadilah, seorang guru honorer di Cirebon.

"Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur jabar ato kader partai ato pribadi @ridwankamil???? (Dalam zoom ini, kamu lagi jadi gubernur atau kader partai atau pribadi)" tulis Sabil.

Komentar Sabil lalu dibalas Ridwan Kamil, "@sabilfadhillah ceuk maneh kumaha (menurut kamu gimana)?" jawabnya.

Baca juga: Duduk Perkara Guru Honorer Dipecat Usai Kritik Ridwan Kamil di Instagram


Cara membisukan kritik

Sabil menunjukan akun Ridwan Kamil DM ke akun SMK Telkom Sekar Kemuning Kota Cirebon, Rabu (15/3/2023)MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Sabil menunjukan akun Ridwan Kamil DM ke akun SMK Telkom Sekar Kemuning Kota Cirebon, Rabu (15/3/2023)
Pakar komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo menyatakan, tindakan Ridwan Kamil itu merupakan cara untuk membisukan kritik terhadap dirinya.

Tindakan ini biasanya dilakukan oleh sosok pemimpin yang punya banyak penggemar kepada orang yang tidak setuju dengan dirinya.

"Dia tidak mengajak untuk menyerang tapi dia cukup nge-pin saja. Itu seperti hal yang hanya bisa didengar pengikutnya di media sosial," jelasnya kepada Kompas.com, Jumat (17/3/2023).

Menurutnya, saat para penggemar melihat komentar tersebut, itu artinya mereka harus menyerang warganet yang mengunggahnya. Ia menyebut tindakan ini adalah cara intimidasi yang sangat efektif yang bisa dilakukan oleh seorang tokoh yang punya banyak pengikut.

Dalam unggahannya, Kang Emil mengaku sengaja menyematkan komentar itu sebagai bentuk edukasi atas cara memberikan komentar yang dianggap tidak sopan.

Sabil menyebut mantan wali kota Bandung itu dengan sebutan maneh atau kamu yang termasuk dalam bahasa Sunda kasar.

Terkait hal ini, Kunto mengungkapkan bahwa tindakan Ridwan Kamil justru lebih fokus memperhatikan cara orang itu memberikan kritikan, bukan pada isi kritikan itu sendiri.

Kalau politik Indonesia hanya menperdebatkan cara berkomunikasi yang baik, menurutnya, negara ini tidak akan ke mana-mana.

Halaman:

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com