Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Susu Kental Manis, Kemenkes Ungkap Faktor Pemicu Obesitas pada Bayi Kenzi

Kompas.com - 13/03/2023, 14:45 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) M Syahril menyampaikan dugaan awal penyebab obesitas pada Kenzi, balita berusia 16 bulan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat yang memiliki berat badan hingga 27 kilogram (kg).

Dugaan awal, obesitas yang diidap Kenzi bukan dipicu oleh susu kental manis, melainkan karena kelainan genetik.

"Faktor genetik menjadi pemicu kondisi obesitas pada Kenzi," jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (13/3/2023).

Kendati demikian, Syahril dan tim RSCM Jakarta masih terus mencari penyebab pasti kasus obesitas pada balita tersebut.

"Hingga saat ini masih dilakukan pemeriksaan penyebab pasti kasus obesitas yang dialami Kenzi," terangnya.

Hasil pemeriksaan laboratorium kurang lebih akan diterima dalam kurun waktu 21 hari kerja.

Selama menunggu hasil laboratorium, Kenzi mendapatkan penanganan dari tim dokter RSCM Jakarta.

Baca juga: Cek, Ini Berat Badan Ideal Anak Usia 1 hingga 5 Tahun Menurut WHO

Termasuk kasus langka

Kasus yang dialami Kenzi termasuk langka sehingga membutuhkan pemeriksaan yang menyeluruh dan spesifik melalui pemeriksaan laboratorium.

Syahril mengatakan, obesitas yang terjadi pada Kenzi memicu permasalahan terhadap pertumbuhannya.

Bentuk kaki menjadi tidak sempurna (membentuk O) hingga keterlambatan perkembangan.

Bahkan, di usia saat ini Kenzi belum mampu berjalan.

Dilansir dari Mayo Clinic, obesitas pada bayi bisa mengganggu masa pertumbuhannya.

Misalnya, bayi menjadi terlambat merangkak atau berjalan.

Hal tersebut juga akan berpengaruh kepada mental bayi.

Di sisi lain, bayi yang mengalami obesitas sering kali akan mengalaminya hingga dia dewasa.

Baca juga: Berkaca dari Kasus Bayi 16 Bulan Seberat 27 Kg di Bekasi, Apa Faktor yang Berpotensi Menyebabkan Anak Obesitas?

Sempat diberi susu kental manis

Ibu Kenzi, Pitriyah (40) mengaku sempat memberikan susu kental manis ketika anaknya berusia 12 bulan. Hal itu dilakukan karena keterbatasan ekonomi.

"Itu karena enggak mampu beli susu formula," ujarnya, dilansir dari Kompas.com (22/2/2023).

Namun, setelah berkonsultasi dengan dokter, Kenzi akhirnya diberi susu formula yang lebih encer.

Baca juga: Benarkah Bayi Bisa Obesitas karena Sering Konsumsi Kental Manis? Ini Kata Dokter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com