Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Bahasa Lisan Setara Bahasa Tulisan

Kompas.com - 19/02/2023, 07:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TIGA tokoh peradaban umat manusia yang saya kagumi adalah Sokrates, Siddhartha Gautama, dan Yesus Kristus.

Beda dari Gus Dur meski sama dengan Ibu Teresa, saya belum sempat berjumpa secara ragawi dengan sang tiga tokoh peradaban umat manusia tersebut maka saya belum sempat secara langsung belajar kearifan adi luhur dari Sokrates, Siddhartha Gautama, dan Yesus.

Kebetulan dua maha guru filsafat kehidupan saya, yakni ayah dan ibu saya keduanya juga bukan penulis maka mewariskan kearifan leluhur Jawa kepada saya secara lisan.

Maha guru kemanusiaan saya, Sandyawan Sumardi juga lebih banyak mengajarkan kemanusiaan kepada saya dalam bentuk suri teladan sikap dan perilaku ketimbang kata dan kalimat yang tertulis.

Dan yang tidak kalah penting untuk disadari adalah fakta bahwa baik Sokrates maupun Siddhartha Gautama ataupun Yesus Kristus, sama sekali tidak mewariskan ajaran adi luhur dalam bentuk tulisan yang bagi masyarakat akademis Barat merupakan syarat utama untuk dianggap sebagai karya peradaban yang layak dicatat sebagai sejarah.

Sudah menjadi kelaziman bagi para sejarawan akademis untuk tidak mengakui budaya lisan sebagai data sejarah.

Baik Sokrates maupun Siddhartha Gautama ataupun Yesus justru merupakan para tokoh yang konsekuen dan konsisten mendayagunakan bahasa lisan sehingga duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan harkat dan martabat bahasa tulisan yang terlanjur diberhalakan oleh masyarakat peradaban Barat sebagai ciri utama, bahkan ciri tunggal peradaban untuk layak disebut sebagai peradaban.

Memang harus diakui bahwa pemikiran adi luhur Sokrates mustahil dikenal sampai masa kini apabila tidak ditulis oleh Platon dan Xenophon.

Sabda-sabda adi bijak Siddhartha Gautama lenyap ditelan zaman apabila tidak dicatat oleh para cantrik Sang Buddha.

Yesus Kristus terlalu sibuk untuk berkotbah bukan di dalam gedung namun lebih di ruang terbuka dekat dengan alam sehingga tidak sempat menulis kotbah-kotbah adi luhur Beliau yang kemudian dikisahkan kembali oleh Markus, Mathius, Lukas dan Yohannes lalu disebarluaskan sampai ke Roma oleh Paulus yang menobatkan Petrus menjadi Sri paus pertama di Planet bumi ini.

Namun de facto segenap kearifan itu tidak ditulis oleh Sokrates, Siddhartha Gautama, dan Yesus.

Sokrates, Siddhartha Gautama dan Yesus menyadarkan umat manusia bahwa pada hakikatnya bahasa lisan setara dengan bahasa tulisan sebab yang penting bukan media atau cara komunikasi yang menentukan mutu data dan informasi, namun isi yang kini di zaman now popular dengan sebutan “konten”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com