KOMPAS.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS telah menambahkan subvarian Omicron baru yang disebut BN.1 dalam daftar pada Senin (14/11/2022).
Subvarian BN.1 pertama kali terdeteksi pada September 2022. Dan saat ini menjadi wabah yang sangat menular di AS.
CDC saat ini memasukan subvarian BN.1 ke dalam varian yang dilacak.
Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster
Berikut 5 hal yang perlu diketahui dari subvarian Omicron BN.1.
Dilansir dari Fortune, Senin (14/11/2022), subvarian BN.1 merupakan turunan dari "stealth Omicron" BA.2.
Peneliti juga mengatakan, BN.1 adalah keturunan varian BA.2.75 yang tercatat di Eropa dan Asia.
Selain itu, BN.1 adalah nama pendek dari B.1.1.529.2.75.5.5.1, menurut pedoman urutan penamaan virus corona.
Baca juga: Apakah Mutasi Virus Corona Memicu Terjadinya Hepatitis Akut Misterius?
Selain itu, subvarian BN.1 dilaporkan telah terdeteksi di lebih 30 negara lain, termasuk Australia, Inggris, India, dan Austria.
Kasus paling awal dari infeksi BN.1 tercatat sekitar akhir Juli 2022.
Dilansir dari NZ Herald, Rabu (16/11/2022), ilmuwan memperhatikan kehadiran subvarian BN.1.
Menurut mereka, subvarian baru ini memiliki beberapa keunggulan pertumbuhan.
Ahli virologi Universitas Otago, Dr Jemma Geoghegan mengatakan subvarian BN.1 mungkin memiliki sifat yang mampu menghindari kekebalan tubuh.
Ia juga berpotensi untuk bersaing dengan varian lain yang beredar.
“Jika sedang meningkat di tempat lain, itu berarti memiliki keunggulan kebugaran yang dapat meningkatkan risiko mendorong lebih banyak jumlah kasus, serta kemampuan untuk menghindari perlindungan kekebalan yang mungkin kita miliki,” kata Geoghegan.
Adapun mutasi virus ini juga berisiko menggagalkan efektivitas vaksin Covid-19.