Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Guntur, Roy Rogers, dan Kennedy

Kompas.com - 24/10/2022, 13:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SUDAH lebih kurang lima tahun saya bermain musik dengan teman-teman Band The Playsets di Qi Lounge Hotel Sultan Jakarta. Kegiatan ini terpaksa harus berhenti total sejak pandemi Covid-19 muncul.

Baru pada awal tahun 2022 Band The Playsets bisa manggung lagi. Tidak seperti sebelumnya, penampilan kali ini pada siang hari, karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Band The Playsets manggung setiap hari Sabtu siang dari jam 13.00 sampai dengan 17.00 WIB. Jam 15.00 sampai dengan 16.00 WIB adalah waktu jeda yang diisi dengan berbagi pengetahuan dengan tajuk “Storytelling Session”.

Baca juga: Guntur Soekarno Ajak Gelorakan Kembali Pendidikan Budi Pekerti dan Pembangunan Karakter Bangsa

Beberapa waktu lalu sesi bercerita kisah inspiring diisi beberapa mantan duta besar Indonesia, kemudian minggu sebelum ini didiskusikan tentang tragedi Kanjuruhan yang menghadirkan mantan perwira tinggi Kepolisian dan mantan pejabat tinggi Indonesia di FIFA.

Khusus pada Sabtu lalu, tanggal 22 Oktober 2022, kami kedatangan tamu istimewa Guntur Soekarnoputra. Seperti diketahui putera Poklamator Soekarno yang biasa dipanggil Mas Tok ini adalah juga seorang musisi.

Guntur di masa lalu memiliki grup band bernama Aneka Nada. Selain turut bernyanyi dengan Band The Palysets, Guntur juga mengisi waktu jeda dengan beberapa cerita menarik.

Guntur bercerita antara lain pengalaman ketika ikut perjalanan ayahnya, Bung Karno, ke Amerika Serikat (AS). Guntur bercerita bahwa dia sempat bertemu dengan bintang film koboy tenar di tahun 1950-an yaitu Roy Rogers.

Pada pertemuan itu Guntur diberi uang 300 dolar AS yang kemudian digunakannya untuk membeli piringan hitam Elvis Presley.

Gara-gara tak biasa pakai garpu

Yang menarik lagi adalah cerita Guntur saat ikut jamuan makan malam kenegaraan dalam rangka kunjungan resmi Bung Karno sebagai Presiden Republik Indonesia.

Karena tidak begitu biasa menggunakan pisau garpu untuk makan, yang ketika itu hidangannya adalah beefsteak istimewa favorit Presiden Kennedy, maka melejitlah daging yang tengah dipotong Guntur, "terbang" ke dekat piring makan Presiden Kennedy.

Sambil tertawa lebar Bung Karno menyampaikan maaf kepada Presiden Kennedy karena puteranya telah mengirim "ICBM" (Inter Contnental Ballistic Missile) ke piring Presiden AS tersebut.

Dalam jamuan makan itu Presiden Kennedy sempat menanyakan kepada Guntur akan masuk ke mana selepas SMA. Guntur dengan polos mengatakan bahwa ia berkeinginan untuk menjadi perwira Angkatan Laut dengan mendaftar ke Akademi Angkatan Laut (AAL).

Baca juga: Wejangan Guntur Soekarno kepada Ahok soal Teman Ahok

Bila tidak bisa diterima menjadi taruna laut, Guntur mengatakan dia ingin masuk ke ITB (Institute Teknologi Bandung), mengikuti jejak ayahnya untuk menjadi seorang insinyur.

Saat mendengar keinginan Guntur menjadi insinyur, Presiden Kennedy langsung memberikan tawaran agar Guntur melanjutkan sekolah di MIT (Massachusetts Institute of Technology) yang kesohor itu dan Sang Presiden tentu saja akan mengatur segala sesuatunya.

Untung tidak dapat diraih, malang tidak pula dapat ditolak, pada 22 November 1963 di Dallas Texas pukul 12.30, Presiden Kennedy tewas ditembak. Dengan tewasnya Presiden John F Kennedy, maka tewas pulalah kesempatan impian Guntur Soekarnoputra untuk masuk ke MIT.

Acara siang itu berakhir dengan sesi foto bersama, sekaligus dengan antrean untuk selfie dari para pengunjung yang hadir di situ.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com