SEMULA saya duga buku berjudul “A Beautiful Question” apalagi dengan sub- judul “Finding Nature’s Deep Sesign” ditulis oleh seorang seniman atau ilmuwan filsafat pengagum metode bertanya Sokrates yang dianggap membidani kelahiran pemikiran yang juga kerap disebut sebagai filsafat itu.
Ternyata dugaan saya keliru sebab buku tersebut ditulis oleh seorang fisikawan teoritikal yang bahkan sempat memperoleh anugerah Nobel untuk fisika, yaitu Frank Wilczek.
Pertanyaan tentang apakah alam merupakan karya desain kesenian terkesan sama sekali tidak saintifik yang jawabannya juga sekadar hanya bisa berupa opini tidak obyektif karena memang subyektif.
Namun jika direnung lebih jauh sebenarnya para fisikawan teoritikal seperti Albert Einstein dan Paul Dirac kerap memproduksi teori-teori yang layak disebut sebagai indah seperti mahakarya kesenian.
Paul Dirac sedemikian meyakini keindahan matematikal sehingga menyatakannya nyaris layak dikatakan sebagai agama.
Albert Einstein pada hakikatnya melanjutkan keimanan Plato yang menggunakan estetika geometris untuk memahami alam semesta dengan apa yang disebut Wilzcek sebagai “a new style into thinking about nature’s fundamental principles” dengan menggunakan keindahan dalam bentuk simetri.
Selama delapan tahun pada awal abad XX, Einstein berjuang pemahaman baru tentang gravitas beda dari Newton dengan lengkungan ruang-waktu di dalam mahakarya general teori relativas nan monumental serta legendaris membuka lembaran baru sains.
Menurut Wilzcek, cara bekerja internal atom tidak diatur oleh gravitas tetapi daya fundamental lain-lainnya seperti daya kuat, daya lemah dan daya elektromagnetik yang terbukti malah makin sulit dipahami dengan kaidah pemikiran fisika klasik.
Untuk membuktikan kebenaran tafsir daya tersebut dibutuhkan banyak saintis pada jangka waktu banyak dasarwasa dengan membentuk Standard Model yang oleh Wilzcek disebut sebagai Core Theory yang dianggap sebagai “the grandest achievement of human thought and striving” sambil menjelaskan bahwa simetri memegang peran esensial dalam pemformulasian secara indah.
Meski sebenarnya simetri sempurna simetris hanya hadir di alam geometris namun tidak di alam kenyataan.
Dapat dikatakan bahwa Frank Wilzcek melalui buku berjudul Sebuah Pertanyaan Indah berupaya menggali kembali pemikiran para pemikir Yunani kuno termasuk Pythagoras, Anaksimander, Demokritus, Sokrates, Platon demi membuktikan bahwa para pemikir abad XXI pada hakikatnya bergerak geometris menempuh sebuah lingkaran yang tak kenal batasan awal dan akhir sehingga akhirnya kembali lagi ke fitrah pemikiran manusia sebagai upaya berkelanjutan tanpa henti mirip Sisyphus dalam ikhtiar mencari keindahan kebenaran sebagai
das Sollen peradaban umat manusia.