KOMPAS.com - Dua bulan berlalu, proses penyidikan kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J masih terus dilakukan.
Pada Selasa (30/8/2022), Tim Khusus (Timsus) Polri baru saja menggelar rekonstruksi kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J.
Dalam rekonstruksi di rumah pribadi dan rumah dinas mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo, kelima tersangka memperagakan 78 adegan.
Namun, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkapkan terdapat perbedaan keterangan terkait peristiwa penembakan antara Ferdy Sambo dengan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E.
"Ada perbedaan antara dia FS (Ferdy Sambo) dengan Richard itu, Richard mengatakan dia menembak beberapa kali, yang lainnya adalah FS," ujar Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, dikutip dari Kompas.com (31/8/2022).
"Tapi FS tidak secara persis mengatakan dia ikut menembak, dia mengatakan dia memerintahkan," imbuh dia.
Berikut perkembangan terkini kasus dugaan pembunuhan Brigadir J pada 8 Juli 2022 silam:
Baca juga: 6 Polisi Jadi Tersangka Obstruction of Justice Terkait Pembunuhan Brigadir J, Apa Itu?
Namun demikian, rekonstruksi tetap berjalan menurut versi masing-masing pihak dan pengadilan yang akan menguji penjelasan keduanya.
"Bukan, bukan ada dua versi, menurut keterangan E sama FS itu ada yang tidak sesuai, tapi kan silakan masing-masing kan mempertahankan, kan nanti kita faktakan di pengadilan," kata Andi di lokasi rekonstruksi, dilansir dari Kompas.com (30/8/2022).
Baca juga: Misteri Pisau Kuat Maruf dalam Kasus Kematian Brigadir J
Hal tersebut diungkapkan oleh Komisioner Komnas HAM Bidang Penyuluhan Beka Ulung Hapsara, saat membacakan laporan penyelidikan kasus ini pada Kamis (1/9/2022).
Kekerasan seksual tersebut, diduga terjadi pada 7 Juli 2022, di Magelang, Jawa Tengah, saat Sambo tidak berada di kota yang sama dengan sang istri.
Peristiwa ini kemudian menjadi pemicu bagi salah seorang tersangka pembunuhan, yaitu Kuat Ma'ruf untuk mengancam Brigadir J.
Menurut Beka, asisten rumah tangga keluarga Sambo ini mengancam Brigadir J sebagai upaya membantu Putri.