Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Antagonis tapi Tidak Jahat

Kompas.com - 13/08/2022, 07:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEBAGAI manusia biasa maka mustahil sempurna masih diperparah oleh gagasan saya menghadirkan kelirumologi, saya tak pernah berhenti berbuat kekeliruan sepanjang perjalanan hidup saya sendiri.

Satu di antara sekian banyak kekeliruan yang saya lakukan adalah menggeneralisir seratus Kurawa semuanya jahat.

Ternyata saya keliru! Baik menurut versi Mahabharata mau pun Wayang Purwa minimal ada seorang Kurawa yang tidak jahat sehingga berperan sebagai tokoh antagonis yang protagonis.

Di dalam wiracarita Mahabharata, tokoh Kurawa yang memegang peran antagonis tapi tidak jahat bernama Yuyutsu.

Satu-satunya Kurawa tidak jahat itu adalah putra Sugada sebagai selir Raja Destarastra. Sang raja berhubungan dengan Sugada sebab meragukan istrinya, Ratu Gandari belum melahirkan seorang anak pun meskipun usia kandungan sudah melebihi 9 bulan.

Berkat bantuan sesepuh kerajaan, Resi Abyasa, sang ratu berhasil memperoleh 99 anak, yang kemudian dikenal sebagai para Kurawa.

Pada saat yang sama, anak hasil hubungan Destarastra dan Sugada juga lahir diberi nama Yuyutsu.

Dalam Sabhaparwa, jilid kedua Mahabharata yang menceritakan permainan dadu antara Korawa melawan Pandawa, Yuyutsu merupakan satu-satunya Kurawa yang bersimpati kepada Pandawa setelah sepupu mereka tersebut menderita kekalahan.

Ia juga menentang Destarastra yang mengundang para Pandawa bermain untuk yang kedua kalinya, dengan taruhan masa pengasingan. Namun, permainan tetap diselenggarakan.

Dalam kitab Bhismaparwa diceritakan bahwa sebelum Bharatayudha dimulai, Yudistira maju ke hadapan pasukan Kurawa untuk memastikan apakah ada yang berubah pikiran dan mau berpihak kepadanya.

Hanya Yuyutsu yang menanggapinya, sehingga ia keluar dari barisan pasukan Kurawa dan bergabung dengan pasukan Pandawa dalam perang di padang Kurusetra.

Ia berperan penting sebagai informan pihak Pandawa, yang membocorkan informasi-informasi seputar strategi perang Kurawa dan rencana jahat Duryodana.

Setelah Bharatayudha berakhir, Yuyutsu termasuk di antara para kesatria yang tidak perlaya. Dalam bagian akhir kitab Striparwa, Yuyutsu beserta keluarganya menyelenggarakn upacara penghormatan terakhir bagi saudara dan teman-temannya yang gugur di padang Kurusetra.

Ketika Yudistira mewarisi takhta kerajaan Kuru dan beristana di Hastinapura, Yuyutsu diberi kuasa atas kota Indraprasta, yang didirikan oleh para Pandawa sebelum Bharatayudha.

Beda dari Mahabharata, terkisah di dalam lelakon Wayang Purwa, Yuyutsu dan Wikarna adalah orang yang sama maka Yuyutsu disebut di dalam Wayang Purwa sebagai Arya Wikarna alias Arya Wisalaksa sebagai putera Destarastra dengan Dewi Gandari sebagai ibu kandung seratus Kurawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com