KOMPAS.com - Update dari kasus dugaan polisi tembak polisi dengan korban tewas Brigadir J, rencananya akan dilakukan otopsi ulang jenazah Brigadir J.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, sejumlah dokter forensik dari luar internal kepolisian sudah mengonfirmasi untuk melakukan otopsi ulang terhadap jenazah Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Ada tujuh orang yang sudah mengonfirmasi terlibat dalam otopsi ulang ini.
"Kalau dari Perhimpunan Kedokteran Forensik Indonesia yang saya sudah dapatkan informasi ada 7 orang," ujar Dedi dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/7/2022) malam.
Baca juga: Polri Sebut 7 Dokter Forensik dari Eksternal Ikut Otopsi Ulang Jenazah Brigadir J
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan kepada Polri agar kasus tewasnya Brigadir J diusut sampai tuntas dan dilakukan secara transparan.
"Sudah saya sampaikan, usut tuntas. Buka apa adanya jangan ada yang ditutup-tutupi. Transparan, sudah," kata Jokowi di lokasi Obyek Wisata Pulau Rinca sebagaimana dilansir YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (21/7/2022).
Berikut update terbaru mengenai perkembangan kasus Brigadir J per Sabtu (23/7/2022).
Dikutip dari Kompas.com, Kamis (21/7/2022), pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengatakan, terdapat bekas luka di leher Brigadir J.
Menurutnya luka tersebut bukan berasal dari tembak-menembak, tetapi akibat jeratan tali.
“Kami semakin mendapatkan bukti-bukti lain bahwa ternyata almarhum Brigadir Yosua ini sebelum ditembak, kami mendapatkan lagi luka semacam lilitan di leher artinya ada dugaan bahwa almarhum Brigadir ini dijerat dari belakang,” ujar Kamaruddin di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (20/7/2022).
Kamarudin juga menunjukkan foto jenazah untuk memperkuat dugaannya tersebut. Menurut dia, luka lilitan di leher tersebut berada di sekitar bagian kanan sampai ke kiri leher.
"Jadi di lehernya itu ada semacam goresan yang keliling dari kanan dan ke kiri seperti ditarik pakai tali dari belakang dan meninggalkan luka dan memar," ucap dia.
Selain itu, Kamaruddin menduga, kejadian tersebut merupakan pembunuhan berencana yang dilakukan lebih dari satu orang.
Ia juga membeberkan dugaan peran-peran yang "dimainkan" oleh para eksekutor Brigadir J.
“Oleh karena itu kami makin yakin tindak pidana ini terencana oleh orang-orang tertentu dan tidak mungkin satu orang karena ada yang berperan pakai pistol ada yang menjerat leher, ada yang pakai senjata tajam dan sebagainya,” ujar dia.
Baca juga: Otopsi Ulang Jenazah Brigadir J Dinilai Penting karena Polri Tak Transparan di Awal