KOMPAS.com - Dua tahun menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, manuver-manuver politik mulai tersaji dalam beberapa waktu terakhir.
Para petinggi partai kini rajin melakukan safari politik, baik ke kantor partai lainnya maupun tokoh-tokoh nasional.
Salah satu pemandangan yang tersaji belakangan adalah berkunjungnya para petinggi partai ke kantor Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Tercatat ada 4 partai yang berkunjung ke Nasdem, yaitu Gerindra, Golkar, Demokrat, dan PAN.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartato lebih dulu mengunjungi Nasdem pada Maret 2022.
Pada 1 Juni 2022, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga bertemu Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Baca juga: PKS Dinilai Bisa Bermitra dengan Nasdem Asal Anies Baswedan Diusung Jadi Capres
Disusul oleh Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan anaknya yang merupakan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhuyono pada 5 Juni 2022.
Dengen adanya pertemuan-pertemuan ini, mungkinkah Nasdem akan menjadi "pemain kunci" dalam Pilpres 2024?
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik UI (Puskapol UI) Aditya Perdana mengatakan, Nasdem menjadi tujuan sowan partai-partai besar bukan tanpa alasan.
Sebab, Nasdem merupakan partai yang bisa berdiri di barisan koalisi pemerintah Presiden Joko Widodo dan oposisi.
"Nasdem secara legal formal itu menjadi bagian dari koalisi pemerintahan Jokowi. Pada sisi-sisi lain, kelihatan Nasdem punya tingkat kekritisan yang menjadi perhatian pemerintah juga," kata Aditya kepada Kompas.com, Selasa (7/6/2022).
Baca juga: Membaca Arah Politik Nasdem Setelah Bertemu SBY, Ingin Gabung Oposisi?
Artinya, Nasdem tidak sepenuhnya selalu berpihak kepada pemerintah.
Selain itu, perolehan suara Nasdem di pemilu sebelumnya juga relatif menengah dan tidak lebih menonjol dari partai-partai besar lainnya.
"Jadi istilahnya relatif seimbang, tidak ada yang merasa dia punya suara besar. Beda kalau PDI-P, gapnya itu jauh, bahkan bisa mengajukan calonnya sendiri," jelas dia.