PRESIDEN Jancukers Sujiwo Tejo atau juga bisa ditulis sebagai Sujiwa Teja benar-benar seorang kelirumolog sejati, maka pasti langsung sigap turun tangan dan kaki mau pun mulut untuk mengoreksi sesuatu kekeliruan.
Terbukti begitu beliau berhasil dirayu untuk bergabung ke WAG Budayawan & Punakawan, langsung mas Jiwo mengerahkan kesaktian kelirumologis mandragunanya untuk mengoreksi kekeliruan istilah Punakawan yang agar tidak keliru petik saya copas sebagai berikut:
“Punakawan” (dibaca Punokawan) ini mungkin istilah yg salah kaprah .. jadi mestinya masuk juga dalam Kelirumologinya. Mas Jaya Suprana. Harusnya “Panakawan” (dibaca Ponokawan) ..Aku blm pernah dengar akar kata “Puna” (dibaca Puno) di Jawa. Artinya terang, paham, cerah, gamblang dsb. Makanya ada orang namanya Supono atau Mas Pono .. tapi tidak ada orang Jawa namanya Supuno yg disapa Mas Puno … Nah, Ponokawan adalah sekawan (empat : Semar-Gareng-Petruk-Bagong) sosok yang mencerahkan. Ditulisnya Panakawan .. bacanya Ponokawan ( krn pengaruh Hanacaraka di huruf Latin A dan O ditulis sama .. Jacob Oetama itu bacanya Jacob Oetomo.. Joyo Suprobo .. keunggulan dari pernapasan yang baik)” .
Koreksi mas Jiwo atas Punakawan yang seharusnya Panakawan berkewibawaan terkesan mustahil keliru, maka mustahil berani saya bantah.
Seharusnya sebagai admin saya segera berhasrat mengoreksi nama WAG Budayawan & Punakawan menjadi Budayawan & Panakawan sebelum sang Presiden Jancukers merembet koreksi Budayawan seharusnya Badayawan.
Namun kekeliruan saya makin parah akibat alih-alih langsung mengoreksi Punakawan menjadi Panakawan malah bertele-tele menyimak dulu apa kata Kamus Besar Bahasa Indonesia tentang makna istilah Panakawan.
Kekeliruan saya membuahkan kebingungan sebab ternyata di dalam KBBI sama sekali tidak ada Panakawan seperti yang dikatakan oleh mas Jiwo.
Yang ada cuma Punakawan yang maknanya menurut tafsir KBBI adalah pelayan atau pengawal raja atau bangsawan pada zaman dahulu. Arti lainnya dari punakawan adalah abdi pengiring.
Secara bingungologis dapat dimahfumi betapa bingung otak saya yang memang gampang bingung terbingung-bingung akibat dilema saya harus manut Presiden Janzukers atau Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Untuk sementara saya memilih bersikap pura-pura tidak tahu bahwa istilah Punakawan keliru mirip-mirip sikap mereka yang pura-pura tidak tahu bahwa istilah graha, radikal, seronok, konsumerisme, Machiavellisme, ulang tahun, salah satu sebenarnya keliru maka tetap nekad menggunakannya secara keliru.
Apabila nanti KBBI sudah secara resmi tegas menegaskan bahwa Punakawan keliru sebab yang benar adalah Panakawan, maka saya akan mengganti nama WAG Budayawan & Punakawan menjadi Budayawan & Panakawan selama Budayawan belum diganti menjadi Badayawan.
Dan saya akan mohon ijin kepada mas Jubing, mas Heru dan mas Juned untuk terpaksa mengganti nama Kwartet Punakawan meski sudah terlanjur mendarah-daging namun ternyata keliru untuk menjadi Kwartet Panakawan .
Mengenai para dalang, pemeran wayang serta ilmuwan wayang memilih Punakawan atau Panakawan atau Panukawan atau Punukawan pada halikatnya merupakan hak asasi para beliau masing-masing untuk memilih istilah yang menurut keyakinan masing-masing adalah yang tepat dan benar sesuai suasana kebebasan berkeyakinan tanpa paksaan penyeragaman di alam semesta Bhinneka Tunggal Ika di persada Indonesia tercinta ini. MERDEKA!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.