Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Maudy Ayunda Menikah dan Hari "Insecure" Nasional

Kompas.com - 25/05/2022, 12:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HAI, apa kabarmu?

Semoga kabarmu baik karena kondisi kesehatan yang terjaga.

Mulai normalnya aktivitas harian karena pandemi makin terkendali, semoga juga menambah baiknya kabar.

Kita masih ingat bagaimana kita merindukan semua ini kembali normal ketika pandemi mendera lebih dari dua tahun.

Syukur atas situasi yang membaik dan menjadi kabar baik ini.

Kemampuan kita bersama mengendalikan pandemi dengan berbagai upaya seperti disiplin dengan protokol kesehatan dan menerima vaksin berkali-kali membuahkan hasil.

Bersamaan dengan kabar baik ini, kita juga mendapati sejumlah kabar baik seminggu terakhir.

Kabar baik pertama datang dari Surabaya, Jawa Timur.

Kabar baik itu mewujud dalam diri Gudianto Huang (57), sopir taksi Blue Bird di Kota Surabaya, Sabtu (21/5/2022).

Baca juga: Kisah Gudianto, Sopir Taksi di Surabaya yang Sediakan Jajanan hingga Obat-obatan Gratis bagi Penumpangnya

Apa yang dilaukan Gudianto sangat sederhana tapi sangat relevan untuk pengguna jasanya.

Karena sangat relevan, kesederhanaan itu ditangkap sebagai yang luar biasa dan menjadi kabar baik di mana-mana. Viral istilahnya.

Empat tahun menjadi sopir taksi yang beroperasi sejak pukul 07.00-22.00, Gudianto paham betul keluhan dan kebutuhan pelanggannya.

Riset kecil-kecilan dilakukannya. Rasa mual dan gabut dalam perjalanan adalah hal yang kerap ditemukan dan dikeluhan pelanggan. Gudianto hendak memecahkan. 

Gudianto, sopir taksi yang menyediakan jajanan di taksinya.(Surya.co.id/ Febrianto Ramadani). Gudianto, sopir taksi yang menyediakan jajanan di taksinya.(Surya.co.id/ Febrianto Ramadani).
Jadilah, Gudianto menyediakan obat-obatan dan berbagai jenis makanan ringan dan minuman di dalam taksinya. 

Dari pendapatan harian sekitar Rp 400.000 yang dipotong setoran sekitar Rp 200.000, Gudianto menyisihkan untuk membeli obat-obatan dan berbagai jenis makanan ringan dan minuman. 

Sekilas, jika melihat baris kedua taksinya, kita seperti mendapati starling (starbuck keliling). Penuh jajanan.

Gudianto ingin membahagiakan pengguna jasa yang telah membayarnya.

Dari kebahagiaan itu, ia berharap pengguna jasanya suka dan menjadi pelanggan setia.

Karenanya, Gudianto mencantumkan nomor telepon di belakang tempat duduknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com