Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Ulin Yusron dan Jalan Tengah yang Dipilihnya

Kompas.com - 08/05/2022, 17:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Fauzi Ramadhan dan Fandhi Gautama

KOMPAS.com - Sekitar akhir 2020 lalu, nama Ulin Yusron kian mencuat di media sosial pasca dirinya ditunjuk Kementerian BUMN sebagai komisaris di Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) atau PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero).

Sebelum ditunjuk, Ulin dikenal masyarakat sebagai salah satu relawan Joko Widodo saat pilpres tahun 2014 dan 2019.

Alih-alih turun ke jalan untuk menyuarakan dukungan, ia justru menggunakan media sosial sebagai bentuk kontribusi dalam mengkampanyekan Jokowi beserta program-programnya.

Selain itu, Ulin pada awalnya juga merupakan seorang wartawan dan salah satu pendiri portal media daring Berita Satu.

Pada siniar (podcast) Beginu musim keempat episode “Tengah Setelah di Kiri dan Kanan”, Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi KOMPAS.com, berkesempatan mewawancarai Ulin tentang segala pergumulan hidupnya, terutama bagaimana ia memandang jalan hidupnya yang dipandang bejo.

Dalam siniar tersebut, ia bercerita tentang dirinya yang pernah menjadi partisipan aktif aktivitas perpolitikan dalam negeri. “Di pendulum politik paling kanan dan paling kiri, aku pernah ada di situ,” ungkap Ulin.

“Dan ternyata yang paling diterima oleh masyarakat adalah di tengah-tengah,” tambah pria yang dulu pernah menjadi motor penggerak aksi massa pada tahun 1998 tersebut.

Meskipun banyak orang beranggapan bahwa pandangan politik “tengah-tengah” merupakan suatu tanda seseorang yang tak memiliki prinsip, Ulin santai saja menanggapinya.

Menurutnya, dengan rekam jejak miliknya yang pernah berada di kanan-kiri tersebut, ia sudah bersikap atas sesuatu.

Lebih lanjut, Ulin lantas mengomentari anggapan tersebut, “Tidak gampang menjalani hidup yang seakan-akan semua diametral (terpisah secara berhadap-hadapan, layaknya kanan-kiri tadi). Aku uwis (sudah) sebel kadang-kadang melihat anomali kehidupan tersebut”.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Mayoritas Publik Setuju Sosok Guru Bangsa Tak Berpolitik Praktis

Dari hal tersebut, ia pun kemudian menyayangkan kondisi media sosial yang terjadi kini. Contohnya adalah konten-konten viral apa pun di media sosial yang selalu dibentur-benturkan dengan suatu aliran politik tertentu.

Bahkan, aktivitas mengkonsumsi makanan atau minuman sehari-hari saja ada perdebatannya. Ia pun memisalkan perdebatan yang terjadi antara para penikmat bubur. “Makan bubur dicampur atau dari pinggir. Ya ampun coy, ini tuh urusan mangan! Ini saja ributnya diametral,” canda Ulin.

“Dunia itu saat Indonesia seratus tahun, apakah masih ada (seperti itu) tidak, ya?” tanya Ulin secara retoris.

Lantas, berangkat dari segala pergumulan politik tersebut, Ulin akhirnya menarik diri dan memutuskan untuk berada di tengah saja. “Itu bukan kita tidak punya prinsip. Kita tetap punya prinsip dalam hidup,” katanya.

Bagi kamu yang masih penasaran dengan kisah hidup pria lulusan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret ini, dengarkan episode siniar Beginu bertajuk “Belajar Ikhlas untuk Rasa Sakit di Kementerian”.

Beginu merupakan siniar yang dipandu oleh Wisnu Nugroho, seorang jurnalis, penulis, sekaligus Pemimpin Redaksi Kompas.com, yang membahas pergumulan, paradoks, pengalaman berkesadaran dalam hidup bersosok manusia.

Dengarkan Beginu di Spotify atau akses melalui tautan berikut dik.si/beginu_tengah.

Baca juga: Dampak Positif Kebijakan Politik pada Masa Orde Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com