Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Harian Covid-19 Turun, Apakah Vaksinasi Masih Diperlukan?

Kompas.com - 20/03/2022, 15:30 WIB
Rendika Ferri Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com - Kasus konfirmasi harian Covid-19 di Indonesia terus mengalami penurunan.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus konfirmasi pada 19 Maret 2022 tercatat sebanyak 7.951 kasus. Jumlah ini turun dari hari sebelumnya, yakni 9.528 kasus.

Persentase penurunan kasus konfirmasi harian selama seminggu terakhir ini bahkan mencapai 50,33 persen dibandingkan penurunan kasus harian minggu sebelumnya.

Turunnya angka konfirmasi ini seiring penurunan keterisian rumah sakit (BOR), yakni di angka 15 persen dibandingkan hari sebelumnya, yakni 16 persen.

Lantas, adanya penurunan kasus ini, apakah vaksinasi booster masih diperlukan?

Baca juga: Virus Corona dan Arahan Percepatan Vaksin Dosis Kedua...

Vaksinasi primer dan booster tetap diperlukan

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tren penurunan kasus dan indikator penanganan yang membaik ini perlu dipertahankan.

Oleh karena itu, ia tetap mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan vaksinasi, baik vaksinasi primer maupun booster.

Hal ini untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus seperti yang terjadi di negara lain.

“Kami imbau masyarakat untuk segera vaksinasi, baik vaksinasi primer maupun booster, untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus seperti yang saat ini terjadi di beberapa negara lain, seperti Jerman, Perancis, Inggris, Kanada,” kata Nadia, dikutip dari Kemenkes, Minggu (20/3/2022).

Sebagaimana diketahui, lonjakan kasus yang terjadi di sejumlah negara dipicu oleh penyebaran sub-varian Omicron BA.2 yang jadi mayoritas.

Subvarian Omicron BA.2 sendiri telah terdeteksi di Indonesia. Meski demikian, lonjakan kasus akibat sub-varian Omicron di Indonesia hingga kini masih bisa dikendalikan.

Baca juga: Indonesia Belum Lirik Vaksin Dosis Keempat, Ini Alasannya

Antibodi tinggi bukan berarti tidak terinfeksi

Menanggapi survei serologi sebelumnya, Nadia mengatakan, kendati angka antibodi terhadap SARS-CoV-2 responden tinggi, tidak berarti masyarakat bebas dari infeksi Covid-19.

Ia menegaskan, antibodi yang tinggi berarti mampu mengurangi dampak gejala berat dan risiko kematian akibat terinfeksi Covid-19, bukan membebaskan dari infeksi.

Meski begitu, risiko bergejala berat dan kematian akibat Covid-19 berkurang, terutama bagi lansia dan komorbid yang mutlak perlu vaksinasi lengkap dan booster

“Masyarakat harus sungguh-sungguh menyadari bahwa meskipun antibodi yang diproduksi tinggi setelah mendapatkan vaksinasi lengkap ditambah booster, kemungkinan untuk terinfeksi COVID-19 masih ada,” kata dr. Nadia.

Berdasarkan data dari Kemenkes, vaksinasi dosis 1 telah diberikan kepada 194.654.514 penduduk atau 93,46 persen.

Sementara itu, vaksinasi dosis 2 telah diberikan kepada 153.832.549 penduduk atau 73,86 persen. Terakhir, vaksinasi dosis 3 telah diberikan kepada 16.242.588 atau 7,80 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Tren
Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Tren
Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Tren
Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Tren
Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Tren
Apakah Masih Relevan Meneladani Ki Hadjar Dewantara?

Apakah Masih Relevan Meneladani Ki Hadjar Dewantara?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com