KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, vaksin Covid-19 melalui semprotan hidung kini sedang dikembangkan di sembilan laboratorium dan perusahaan seluruh dunia.
Selain tanpa melalui suntikan, vaksin ini disebut dapat melakukan pekerjaan lebih baik untuk menghentikan Covid-19 yang pertama kali masuk ke dalam tubuh, dikutip dari VOA News.
Vaksin semprot ini juga dapat mencegah virus berkembang biak di hidung dan tenggorokan, serta menghentikan penyebaran dari orang ke orang.
Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster
Ini menjadi sangat penting, khususnya ketika varian Omicron yang menyebar seperti lapisan minyak.
Sebagian besar vaksin ini sedang dalam pengujian tahap awal dan menengah, sehingga belum diketahui secara pasti kapan akan tersedia.
"Saya optimistis bahwa mungkin ada kontribusi untuk jenis vaksin ini dalam pandemi," kata profesor imunologi Washington University di St. Louis, Michael Diamond.
Meski vaksin Covid-19 yang disuntikkan saat ini telah melakukan pekerjaan baik untuk kekebalan tubuh, vaksin-vaksin itu memiliki titik buta, yaitu hidung, tenggorokan, dan selaput lendir.
Padahal, selaput lendir menyimpan jenis antibodi yang berbeda dari yang beredar di darah kita.
Vaksin yang disuntikkan, akan dikirim ke otot lengan dan hanya mencapai darah. Mereka tidak berbuat banyak untuk menghasilkan antibodi mukosa.
Baca juga: Analisis Epidemiolog soal Penyebaran Varian Omicron di Indonesia
Vaksin semprot juga bertujuan untuk melawan virus pada titik kontak pertama.
"Anda siap untuk itu karena Anda memiliki kekebalan tepat di tempat Anda membutuhkannya," jelas Diamond.
Diamond dan rekannya mengembangkan vaksin Covid-19 semprot hidung dan melisensikannya ke perusahaan farmasi India Bharat Biotech.
Baca juga: Apakah Kasus Pertama Omicron di Indonesia Merupakan Transmisi Lokal?
Perusahaan akan memulai uji klinis skala besar terakhir yang diperlukan untuk persetujuan peraturan.
Fakta bahwa vaksin yang disuntikkan tidak menghasilkan banyak kekebalan mukosa akan membantu menjelaskan mengapa infeksi terobosan dari omicron sering terjadi.