Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Kembangkan Vaksin Covid-19 Semprot, Masuk Uji Coba Tahap Awal dan Menengah

Kompas.com - 30/01/2022, 12:34 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, vaksin Covid-19 melalui semprotan hidung kini sedang dikembangkan di sembilan laboratorium dan perusahaan seluruh dunia.

Selain tanpa melalui suntikan, vaksin ini disebut dapat melakukan pekerjaan lebih baik untuk menghentikan Covid-19 yang pertama kali masuk ke dalam tubuh, dikutip dari VOA News.

Vaksin semprot ini juga dapat mencegah virus berkembang biak di hidung dan tenggorokan, serta menghentikan penyebaran dari orang ke orang.

Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster

Ini menjadi sangat penting, khususnya ketika varian Omicron yang menyebar seperti lapisan minyak.

Sebagian besar vaksin ini sedang dalam pengujian tahap awal dan menengah, sehingga belum diketahui secara pasti kapan akan tersedia.

"Saya optimistis bahwa mungkin ada kontribusi untuk jenis vaksin ini dalam pandemi," kata profesor imunologi Washington University di St. Louis, Michael Diamond.

Baca juga: UPDATE Corona Global 30 Januari 2022: Son of Omicron Terdeteksi di Indonesia | Kasus Covid-19 Meningkat di Sejumlah Negara

Tujuan vaksin semprot

Pekerja bagian pengemasan Sinovac Biotech Ltd beraktivitas di pabrik barunya di kawasan Daxing, Beijing, China, Selasa (18/1/2022). Dengan beroperasinya pabrik baru tersebut, Sinovac mampu menghasilkan tiga hingga empat miliar dosis vaksin Covid-19 per tahun.ANTARA FOTO/M IRFAN ILMIE Pekerja bagian pengemasan Sinovac Biotech Ltd beraktivitas di pabrik barunya di kawasan Daxing, Beijing, China, Selasa (18/1/2022). Dengan beroperasinya pabrik baru tersebut, Sinovac mampu menghasilkan tiga hingga empat miliar dosis vaksin Covid-19 per tahun.

Meski vaksin Covid-19 yang disuntikkan saat ini telah melakukan pekerjaan baik untuk kekebalan tubuh, vaksin-vaksin itu memiliki titik buta, yaitu hidung, tenggorokan, dan selaput lendir.

Padahal, selaput lendir menyimpan jenis antibodi yang berbeda dari yang beredar di darah kita.

Vaksin yang disuntikkan, akan dikirim ke otot lengan dan hanya mencapai darah. Mereka tidak berbuat banyak untuk menghasilkan antibodi mukosa.

Baca juga: Analisis Epidemiolog soal Penyebaran Varian Omicron di Indonesia

Vaksin semprot juga bertujuan untuk melawan virus pada titik kontak pertama.

"Anda siap untuk itu karena Anda memiliki kekebalan tepat di tempat Anda membutuhkannya," jelas Diamond.

Diamond dan rekannya mengembangkan vaksin Covid-19 semprot hidung dan melisensikannya ke perusahaan farmasi India Bharat Biotech.

Baca juga: Apakah Kasus Pertama Omicron di Indonesia Merupakan Transmisi Lokal?

Pekerja bagian produksi Sinovac Biotech Ltd berada di pabrik barunya di kawasan Daxing, Beijing, China, Selasa (18/1/2022). Dengan beroperasinya pabrik baru tersebut, Sinovac mampu menghasilkan tiga hingga empat miliar dosis vaksin Covid-19 per tahun.ANTARA FOTO/M IRFAN ILMIE Pekerja bagian produksi Sinovac Biotech Ltd berada di pabrik barunya di kawasan Daxing, Beijing, China, Selasa (18/1/2022). Dengan beroperasinya pabrik baru tersebut, Sinovac mampu menghasilkan tiga hingga empat miliar dosis vaksin Covid-19 per tahun.

Perusahaan akan memulai uji klinis skala besar terakhir yang diperlukan untuk persetujuan peraturan.

Fakta bahwa vaksin yang disuntikkan tidak menghasilkan banyak kekebalan mukosa akan membantu menjelaskan mengapa infeksi terobosan dari omicron sering terjadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

Tren
Istri Bintang Emon Positif 'Narkoba' Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Istri Bintang Emon Positif "Narkoba" Usai Minum Obat Flu, Kok Bisa?

Tren
Kata Media Korea Selatan Usai Shin Tae-yong Kalahkan Timnas Mereka

Kata Media Korea Selatan Usai Shin Tae-yong Kalahkan Timnas Mereka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com