Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Bhineka Tunggal Ika Merayakan Natal

Kompas.com - 25/12/2021, 06:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SELAMA satu dasawarsa belajar dan mengajar di Jerman, saya berkesempatan sepuluh kali merayakan Natal di Jerman.

Lalu saya kembali ke Tanah Air Udara saya sendiri, yaitu Indonesia.

Dari apa yang saya lihat dapat disimpulkan bahwa ternyata perayaan Natal di Indonesia beda alias tidak sama dengan perayaan Natal di Jerman.

Di Jerman tidak ada Menteri Agama atau Majelis Ulama yang mengatur boleh-tidaknya sesama manusia mengucapkan Selamat Natal kepada sesama manusia seperti di Indonesia.

Di Jerman jarang terdengar lagu-lagu Natal bikinan orang Amerika seperti White Christmas dinyanyikan oleh orang Jerman, sama halnya dengan lagu Natal Amerika dinyanyikan oleh orang Indonesia di Indonesia.

Lagu White Christmas popular di Indonesia, meski suasana Natal pada akhir bulan Desember di Indonesia sama sekali tidak white karena tidak ada salju di Indonesia, kecuali di Puncak Jaya sebagai puncak tertinggi pegunungan Sudirman di Papua.

Lagu Stille Nacht sangat popular di Jerman, sementara di Indonesia dianggap jadul maka membosankan.

Meski Indonesia tersohor dengan pohon kelapa, sayang tidak ada pohon Natal di Indonesia menggunakan pohon kelapa.

Di Indonesia lebih senang menggunakan pohon cemara sebagai pohon Natal seperti di Jerman.

Orang Indonesia lebih suka menjiplak gaya hidup Amerika Serikat, maka suasana perayaan Natal di Indonesia memang lebih keamerikaserikat-amerikaserikatan ketimbang kejerman-jemmanan.

Di Indonesia ada tradisi tukar-menukar hadiah Natal seperti di Amrik yang sama sekali tidak dilakukan di Jerman.

Umat Nasrani di Indonesia juga gemar memanfaatkan Hari Natal sekaligus Hari Idul Fitri sebagai alasan mudik.

Sementara di Jerman terpaksa para umat Nasrani hanya menikmati cuti Hari Natal saja, sebab di Jerman memang tidak ada cuti Lebaran.

Akibat perbedaan waktu Jerman dan Indonesia, maka saat merayakan misa Natal juga saling beda antara Jakarta dengan di Berlin.

Namun perbedaan Natal di Indonesia dengan di Jerman sama sekali bukan alasan untuk saling melecehkan.

Sebab pada hakikatnya kandungan inti makna adiluhur di dalam Bhinneka Tunggal Ika juga berlaku bagi perayaan Natal di mana pun di planet bumi, yaitu perbedaan serta keberagaman segenap umat manusia termasuk di Indonesia dan Jerman bersatupadu dalam makna dasar perayaan Natal, yaitu merayakan kasih-sayang.

SELAMAT HARI NATAL bagi yang berkenan atau yang diperkenankan menerima ucapan SELAMAT HARI NATAL.

Bagi yang tidak berkenan atau tidak diperkenankan, saya tidak berani memaksakan ucapan SELAMAT HARI NATAL.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Ramai soal 'Review' Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Ramai soal "Review" Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Tren
6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com