Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Pengendara Motor Ditegur karena Terobos Palang Perlintasan KA Berujung Pengeroyokan, Petugas Dishub Jadi Korban

Kompas.com - 05/12/2021, 16:05 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan pengendara sepeda motor terlibat adu mulut dengan petugas dinas perhubungan (Dishub) serta komunitas pencinta kereta api, Edan Sepur, di perlintasan kereta api Stasiun Kiaracondong, viral di media sosial.

Video tersebut salah satunya diunggah akun Facebook ini pada Jumat (3/12/2021).

Dalam video berdurasi 58 detik itu, tampak pengendara motor yang diberhentikan petugas di perlintasan kereta api Stasiun Kiaracondong, Bandung.

Pengendara motor dan petugas yang diketahui dari Dishub Kota Bandung, terlihat saling cekcok adu mulut, hingga akhirnya petugas dishub dan komunitas Edan Sepur mendapat serangan.

Baca juga: Viral, Video Detik-detik Angkot di Medan Terobos Perlintasan hingga Tertabrak Kereta Api

Baca juga: Viral, Unggahan PNS Bakal Digantikan Robot, Ini Penjelasan BKN

Lantas, bagaimana penjelasan dari kejadian tersebut?

Kronologi keributan

Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 2 Bandung Kuswardoyo membenarkan adanya peristiwa tersebut.

Kejadian itu terjadi di perlintasan Ibrahim Adjie, Kiaracondong, Bandung pada Jumat (3/12/2021) sekitar pukul 16.45 WIB.

Dia mengatakan, insiden itu bermula saat anggota Komunitas Edan Sepur memberhentikan dan menegur pengendara yang melanggar aturan lalu lintas.

"Saat itu, ada pengendara motor yang melintas dan melanggar aturan dan diingatkan, namun yang bersangkutan tidak terima ketika ditegur dan sempat terjadi cekcok," ujar Kuswardoyo saat dihubungi Kompas.com, Minggu (5/12/2021).

"Beberapa saat kemudian, para pelanggar lalu lintas ini kembali lagi ke lokasi dan terjadilah pengeroyokan tersebut," imbuhnya.

Saat ini, terang Kuswardoyo, para pelaku pengeroyokan sudah ditangkap oleh pihak yang berwajib.

Baca juga: Aturan Baru KAI soal Pengembalian Biaya Tiket

Korban pengeroyokan

Kuswardoyo mengatakan, sebelum kejadian, Komunitas Edan Sepur, petugas Dishub Kota Bandung, serta polisi khusus kereta api (Polsuska) tengah melakukan sosialisasi dan edukasi keselamatan di perlintasan KA.

Baik petugas Dishub dan Polsuska yang ikut di lokasi, imbuhnya, berusaha melerai, namun kemudian petugas Dishub ikut terkena pemukulan.

"Tercatat 4 orang dari Komunitas Edan Sepur dan 2 petugas Dishub yang menjadi korban pengeroyokan. Petugas dan relawan korban pengeroyok sedang dilakukan visum," tutur Kuswardoyo.

Baca juga: Viral, Video Uang 1.0 Disebut sebagai Uang Kertas Rp 1 Juta, Ini Penjelasan BI dan Peruri

PT KAI sangat menyesalkan atas terjadinya kejadian tersebut.

Menurutnya, diperlukan keterlibatan semua pihak untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan edukasi keselamatan di perlintasan KA.

"Aparat kewilayahan juga memiliki peran yang sangat vital untuk menjamin keselamatan para relawan, warga masyarakat, pengguna jalan, dan perjalanan KA. Kesadaran masyarakat pengguna jalan menjadi kunci utama untuk terciptanya disiplin berlalu lintas," tandas Kuswardoyo.

Baca juga: Ramai soal Toilet di SPBU Jadi Ajang Pungli Kencing Bayar Rp 2.000, Ini Kata Pertamina

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Aturan Barang Bawaan Penumpang Kereta Api

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Link Live Streaming Final Thomas dan Uber Cup 2024, Indonesia Vs China

Link Live Streaming Final Thomas dan Uber Cup 2024, Indonesia Vs China

Tren
Konsumsi Vitamin C Berlebihan Bisa Sebabkan Batu Ginjal, Ketahui Batas Amannya

Konsumsi Vitamin C Berlebihan Bisa Sebabkan Batu Ginjal, Ketahui Batas Amannya

Tren
Melestarikan Zimbabwe Raya

Melestarikan Zimbabwe Raya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 5-6 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 5-6 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com