Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Sebut Varian Corona AY.4.2 Belum Ada di Indonesia

Kompas.com - 15/11/2021, 20:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan, varian Delta AY.4.2 atau Delta Plus belum ditemukan di Indonesia.

Delta plus merupakan subvarian Delta yang sudah masuk di Malaysia dan dilaporkan menginfeksi dua orang.

"Untuk varian baru, memang varian Delta itu kan kodenya B.1.167.2, itu sudah punya anak, depannya pakai AY, terbanyak di Indonesia subvariannya AY.23 dan AY.24," kata Budi dalam konferensi pers secara daring, Senin (15/11/2021).

"Di Indonesia sendiri, AY.4 sudah ada AY.23 ada, AY.24 ada, tapi AY.4.2 belum ada," tambah dia.

Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui soal Virus Corona Varian Delta AY.4.2

Subvarian virus corona ini merupakan hasil mutasi dari varian Delta yang semula banyak merebak di Inggris dan masuk dalam daftar variant of concern pada Mei 2021.

Namun, pada Juli 2021 ditemukanlah subvarian Delta AY.4.2 atau Delta Plus dan jumlah infeksinya semakin mendominasi

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut subvarian ini telah tersebar di setidaknya 42 negara dunia, termasuk Inggris, India, Israel, Amerika Serikat, dan Rusia.

Namun, 96 persen dari infeksi yang terjadi di dunia itu ditemukan di Inggris.

Meski demikian, Budi menyebut varian Delta dan subvariannya memiliki mutasi genetik yang mirip.

"Kesimpulan kami, kalau misalnya masuk anak atau cucunya, insyaallah kekebalan yang terbentuk di masyarakat bisa menanggulangi ini," ujar Budi.

Baca juga: 5 Fakta soal Varian Delta AY.4.2 yang Sudah Masuk Malaysia

Indikasi kenaikan kasus di 5 provinsi

Budi menuturkan, Presiden Joko Widodo meminta agar Kemenkes memonitor secara ketat 5 provinsi yang terindikasi mengalami kenaikan kasus.

Menurut dia, kelima provinsi itu berada di Jawa.

Berdasarkan hasil observasi Kemenkes pekan lalu, Budi menyebut ada 126 kabupaten atau kota yang mengalami kenaikan kasus.

Beberapa di antaranya bahkan mencatat kenaikan selama 3 minggu berturut-turut.

"Sehingga kita lakukan pendalaman. Sebagian besar kenaikannya karena ada kasus positif di sekolah dan takziah," jelas dia.

"Oleh karena itu, saya dengan Pak Nadiem akan segera melakukan konsolidasi agar tetep melakukan program tatap muka tapi dengan surveillance yang aktif," tambahnya.

Terkait vaksinasi Covid-19, Budi menjelaskan bahwa sampai saat ini sudah ada 216 juta dosis vaksin yang diberikan kepada 130,6 juta penduduk, 84,5 juta di antaranya sudah mendapat vaksin lengkap.

Sementara rata-rata capaian vaksinasi setiap harinya mencapai 1,6-2 juta suntikan.

"Diperkirakan sampai akhir tahun mencapai 290-300 juta suntikan. Dengan perkirakan, dosis satu 161 juta orang atau 78 persen dari target populasi dan dosis dua mencapai 118 juta atau mendekati 60 persen," tutup Budi.

Baca juga: Pemerintah Waspadai Varian Virus Corona AY.4.2 Delta Plus, Apa Itu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4 Drama Indonesia vs Korsel, Diwarnai 2 Kartu Merah dan Manuver Ernando Ari

4 Drama Indonesia vs Korsel, Diwarnai 2 Kartu Merah dan Manuver Ernando Ari

Tren
Duduk Perkara Warganet Beli Sepatu Rp 10 Juta, tapi Ditagih Bea Cukai Rp 31 Juta

Duduk Perkara Warganet Beli Sepatu Rp 10 Juta, tapi Ditagih Bea Cukai Rp 31 Juta

Tren
Ramai soal Porter Stasiun Disebut Tidak Dapat Gaji, Ini Penjelasan KAI

Ramai soal Porter Stasiun Disebut Tidak Dapat Gaji, Ini Penjelasan KAI

Tren
Alasan Seseorang Punya Kebiasaan Menunda-nunda, Apa Dampaknya?

Alasan Seseorang Punya Kebiasaan Menunda-nunda, Apa Dampaknya?

Tren
Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Tren
Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

Tren
Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com