KOMPAS.com - Durasi tengah hari lebih cepat pada hari ini, Rabu (3/11/2021) akan lebih cepat dibanding hari-hari lainnya dalam satu tahun.
Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), durasi tengah hari yang lebih cepat ini terjadi di tanggal 3 November setiap tahunnya.
Transit Matahari yang lebih cepat, berpengaruh pada durasi tengah hari di Bumi, termasuk di Indonesia.
Baca juga: Fenomena Hujan Es Terjadi di Beberapa Daerah, Apa Penyebabnya?
Pada tanggal 3 November setiap tahunnya, nilai perata waktu (equation of time) lebih besar dan berpengaruh pada perhitungan waktu transit Matahari menjadi lebih cepat, dibanding hari-hari biasanya dalam satu tahun.
Adapun perata waktu adalah selisih antara waktu Matahari sejati, dengan waktu Matahari rata-rata. Perata ini dipengaruhi oleh dua faktor, yakni kemiringan sumbu Bumi dan kelonjongan orbit Bumi.
Melansir laman edukasi LAPAN, saat kemiringan sumbu Bumi menjauhi titik setimbang menuju simpangan maksimumnya (September-Desembar dan Maret-Juni), Matahari akan transit lebih cepat.
Matahari juga akan transit lebih cepat saat Bumi menjauhi titik aphelion menuju perihelion (Juli-Januari).
Matahari akan transit lebih cepat pada September hingga Desember, dan puncaknya terjadi pada awal November.
Baca juga: Viral, Video Hujan Turun Hanya Guyur Satu Mobil, Ini Penjelasan BMKG
Adapun perata waktu tengah hari saat 3 November 2021 di Indonesia bernilai +16 menit 28 detik.
"Perata waktu ini kan selisih antara tengah hari sebenarnya dengan tengah hari rata-rata. Jika perata waktunya bernilai positif, maka tengah hari akan lebih cepat," ujar Peneliti Pusat Riset Sains Antariksa Lapan-BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/11/2021).
Andi menjelaskan, nilai perata waktu ini bisa bervariasi antara –14 menit (di awal februari) hingga +16 menit (di awal november).
Artinya, tengah hari akan selalu terjadi antara pukul 11.44 - 12.14 waktu bujur setempat.
"Saya garis bawahi, waktu bujur setempat. Sementara, saat ini kita menggunakan zona waktu yang berbasis bujur waktu tolok/standar. Misalkan WIB sama dengan 105°," jelas dia.
Dengan memperhitungan waktu bujur setempat, maka waktu tengah hari di berbagai daerah bisa berbeda-beda.
Andi mencontohkan perhitungan waktu tengah hari di Jakarta, dengan koordinat 106,75° yang setiap 0,25° bergeser 1 menit.