Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Minum Air Es Setelah Makan Bisa Bikin Perut Buncit

Kompas.com - 18/10/2021, 12:05 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Beredar informasi di media sosial Facebook yang menyebutkan bahwa minum air es setelah makan dapat membuat perut menjadi buncit.

Informasi itu mengeklaim, sering minum air es setelah makan dapat meningkatkan bantalan lemak di perut sehingga perut menjadi buncit.

Berdasarkan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut hoaks.

Narasi yang beredar

Klaim minum air es setelah makan dapat membuat perut buncit dibagikan oleh akun Facebook ini dan ini.

Berikut narasi selengkapnya:

"Pada saat proses penghangatan, air es juga akan dihangatkan oleh bantalan lemak-lemak yang ada di perut.

Bila minum air dingin sering dilakukan (bahkan menjadi kebiasaan) maka akan dibutuhkan bantalan lemak yang semakin banyak.

Bantalan lemak didapatkan dari asupan makanan yang kita makan sehari-hari yang akan tertimbun dalam perut.

Bila tidak diimbangi dengan olahraga yang cukup maka bantalan lemak akan semakin banyak. Perut kita akan semakin membuncit,"

Tangkapan layar hoaks minum air es dapat membuat buncitScreenshot Tangkapan layar hoaks minum air es dapat membuat buncit

Konfirmasi Kompas.com

Untuk memverifikasi kebenaran klaim tersebut, Tim Cek Fakta Kompas.com menghubungi Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Ari Fahrial Syam.

Ari mengatakan, klaim minum air es setelah makan dapat membuat buncit adalah hoaks.

"Hoaks," jawab Ari saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (17/10/2021).

Ari menjelaskan, es batu tidak mengandung kalori sama sekali, sehingga tidak menyebabkan kegemukan.

"Es batu tidak mengandung kalori. Mau mengonsumsi sebanyak apa pun tidak buat gemuk," jelas Ari.

Kesimpulan

Berdasarkan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, dapat disimpulkan bahwa klaim minum air es setelah makan dapat membuat perut buncit adalah hoaks.

Pakar kesehatan menjelaskan bahwa es batu tidak mengandung kalori sama sekali, sehingga tidak akan menyebabkan kegemukan meski dikonsumsi dalam jumlah besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

Tren
4 Jenis Alergi Makanan yang Bisa Muncul Saat Dewasa

4 Jenis Alergi Makanan yang Bisa Muncul Saat Dewasa

Tren
Cara Daftar YouTube Music Premium, Berikut Prosedur dan Tarifnya

Cara Daftar YouTube Music Premium, Berikut Prosedur dan Tarifnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com