Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Lumba-Lumba Berwarna Pink, Ini Penjelasan LIPI

Kompas.com - 03/09/2021, 19:03 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video yang merekam lumba-lumba berwarna merah muda atau pink menampakkan diri di perairan, viral di media sosial.

Video itu dibagikan oleh akun Twitter @underwaterviews pada Kamis (2/9/2021).

"Spotting the rare pink dolphin," tulis pemilik akun tersebut.

Dalam video berdurasi 10 detik tersebut, terlihat kawanan lumba-lumba berwarna pink dan hitam terlihat di permukaan air.

Hingga Jumat (3/9/2021), unggahan video tersebut telah dilihat 56.000 kali, disukai lebih dari 2.000 kali, dan dibagikan 490 kali oleh warganet.

Baca juga: Viral, Video Pengakuan 4 ABK Diduga Alami Penyiksaan di Kapal China

Lumba-lumba apa yang berwarna pink?

Peneliti mamalia laut di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), Sekar Mira mengatakan, lumba-lumba pink itu bernama Sousa Chinensis.

Menurut dia, habitat mamalia ini ada di pesisir laut yang kedalamannya cukup dangkal. Distribusinya tersebar dari pesisir India hingga China.

"Habitatnya di coastel area dan neritic zone atau di daerah pesisir dengan kedalaman laut kurang dari 200 meter," kata Sekar saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/9/2021).

"Nah, Sousa Chinensis ini warna pink-nya didapatkan seiring usianya bertambah. Jadi yang pink itu individu yang sudah cukup dewasa. Justru kalau masih kecil/anakan itu warnanya masih abu-abu kehitaman," ujar dia.

Sekar menjelaskan, ukuran lumba-lumba pink usia dewasa jantan dapat mencapai 3 meter, dan untuk betina akan lebih kecil.

Lumba-lumba ini, kata dia, memiliki sifat yang friendly. Artinya, mudah berinteraksi dengan manusia yang ada di dekatnya.

"Karena pengalaman dari teman-teman yang mengamati tingkah laku mereka di Hong Kong, cukup banyak catatan bahwa mereka ingin berinteraksi dengan manusia, jadi mereka enggak takut, sampai mau dipegang-pegang," ujar Mira.

Baca juga: Viral, Video Pengemudi Truk Tak Berikan Jalan ke Rombongan Alutsista TNI, Sopir: Aku Nggak Bakal Minggir!


Rentan terhadap ancaman

Lebih lanjut, Mira mengatakan, Sousa Chinensis sangat rentan terhadap ancaman yang ada di pesisir, mulai dari alih guna lahan hingga pencemaran limbah.

"Karena dia (lumba-lumba) mencari ikan untuk makan di daerah pesisir, di mana manusia sering buang limbah dan sampah juga ke situ," ujar Sekar.

Secara global, lanjut dia, International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah menetapkan Sousa Chinensis berstatus "Vulnerable".

Dengan kata lain, populasinya mengalami tekanan, sementara jumlah individu dewasa terus berkurang.

"Kalau kita tidak bisa mengurangi tekanan lingkungan untuk populasi tersebut, bahkan diprediksi oleh IUCN tahun 2030 populasinya akan berkurang 30 persen, kata Sekar.

Hal ini sangat mengkhawatirkan, mengingat sebelumnya banyak binatang dengan status serupa yang akhirnya mengalami kepunahan.

"Ketika suatu jenis sudah punah dan kita belum sempat mengeksplor betul apa manfaatnya bagi kita. Itu sebenarnya suatu kehilangan, kalau dari sisi ilmu pengetahuan," papar Sekar Mira.

Baca juga: Soal Ambergris, Peneliti LIPI Ingatkan Paus Hewan Dilindungi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com