Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Reza AA Wattimena
Peneliti

Peneliti di bidang Filsafat Politik, Filsafat Ilmu dan Kebijaksanaan Timur. Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta. Doktor Filsafat dari Hochschule für Philosophie München, Philosophische Fakultät SJ München, Jerman. Pernah mengajar di berbagai perguruan tinggi, seperti Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, Universitas Airlangga, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Universitas Presiden, Program Pascasarjana Universitas Indonesia dan Universitas Multimedia Nusantara.

Dipeluk oleh Negeri di Atas Awan di Gunung Batur

Kompas.com - 04/08/2021, 07:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pertengahan Mei 2021, saya masih melanjutkan perjalanan di Bali. Tidak ada rencana yang dibuat. Tidak ada jadwal tetap. Ke mana hati mengarah, ke sana kaki melangkah.

Setelah tenggelam dalam pesona alam dan budaya Ubud, Bali, saya memilih untuk pergi ke gunung. Yang terdekat adalah Gunung Batur, Kintamani, Bali.

Di hati saya, gunung selalu memiliki tempat yang istimewa. Di sekitar, atau di puncak, gunung, saya selalu merasa damai, dan menyatu dengan segala yang ada.

Saya memutuskan untuk berangkat jam 6 pagi. Perjalanan antara Ubud ke Gunung Batur ditemani cuaca dingin yang menusuk tulang.

Jaket saya kurang tebal untuk perjalanan semacam ini. Alhasil, setiap beberapa kilometer, saya berhenti di pinggir jalan.

Sambil berhenti, saya menikmati keadaan. Saya menghirup udara segar dingin dalam-dalam.

Mata saya dipenuhi nuansa Bunga Jepun di setiap jengkal Bali. Pagar-pagar khas Bali juga terbentang sepanjang mata memandang.

Saya sungguh menikmati keunikan arsitektur Bali semacam itu. Berbeda dengan Jakarta, yang sudah tercabut dari rasa khas Indonesia, masyarakat Bali memang sungguh bangga atas budayanya.

Mereka memeliharanya secara sungguh-sungguh. Budaya yang sama pula yang menjadi inspirasi keindahan bagi seluruh dunia.

Satu hal yang menarik, perjalanan lancar sekali. Mungkin, karena hari masih pagi, sehingga jalanan sepi.

Mungkin juga, karena pandemi, masyarakat membatasi banyak kegiatan. Yang jelas, untuk saya, perjalanan pagi itu sangatlah menyenangkan.

Tak lama, saya memasuki Jalan Raya Penelokan. Matahari baru saja terbit.

Saya memilih jalan turun ke Danau Batur. Ah, pemandangannya luar biasa. Saya pun tercengang.

Spontan, saya berhenti. Matahari berwarna keemasan.

Jalanan sepi dari lalu lalang. Udara dingin menusuk tulang.

Semua begitu cerah dan gemilang. Ini seperti di surga.

Perlahan, tetes air mata muncul. Saya menangis, tidak karena sedih, namun karena disentuh keindahan yang melampaui kata-kata.

Beginilah pesona negeri di atas awan. Tak ada kata yang mampu mengungkapkannya. Tak ada nada yang sangguh menuturkannya.

Di dalam keheningan dan keindahan, saya terdiam, dan meneteskan air mata dengan deras.

Disentuh keindahan itu seperti disentuh oleh Tuhan. Tak ada bahasa yang mampu menggambarkannya.

Dada meluap oleh rasa bahagia yang tak terkira. Ada rasa syukur yang tak terkatakan muncul di dada.

Alam adalah Tuhan. Begitu kiranya pandangan panteisme di dalam filsafat.

Banyak pemikir yang mengutarakannya. Berada bersama alam di dalam keseluruhannya berarti berada bersama Tuhan itu sendiri.

Alam pun bukan sesuatu yang tanpa arah dan tanpa pola. Alam punya hukum-hukumnya sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com