Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Reza AA Wattimena
Peneliti

Peneliti di bidang Filsafat Politik, Filsafat Ilmu dan Kebijaksanaan Timur. Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta. Doktor Filsafat dari Hochschule für Philosophie München, Philosophische Fakultät SJ München, Jerman. Pernah mengajar di berbagai perguruan tinggi, seperti Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, Universitas Airlangga, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Universitas Presiden, Program Pascasarjana Universitas Indonesia dan Universitas Multimedia Nusantara.

Dipeluk oleh Negeri di Atas Awan di Gunung Batur

Kompas.com - 04/08/2021, 07:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Saya memutuskan untuk berkeliling di sekitar Danau Batur. Air di sana memantulkan cahaya matahari.

Ia seperti cermin bening yang menakjubkan. Sambil menenangkan perut yang terasa lapar, saya berhenti sejenak, menyerap nuansa negeri di atas awan tersebut.

Ada satu tempat kecil yang menangkap mata saya. Ia terletak persis di hadapan Gunung Batur.

Sungguh, tempat itu seperti di negeri dongeng. Ia terletak di atas awan. Saya pun melanjutkan perjalan ke sana.

Karena hari masih pagi, tempat itu belum buka. Sejenak, saya menunggu.

Tak lama, dua orang datang menghampiri saya. Mereka adalah pasangan suami istri yang memiliki dan mengelola restoran tersebut.

Dengan senyum lebar, mereka mempersilahkan saya masuk. Saya pun memesan makanan dari menu yang tersedia.

Sambil mempersiapkan makanan, saya pun bercakap-cakap dengan mereka. Saya mengajukan pertanyaan tentang keadaan masyarakat Bali sekarang ini.

Bali memang sedang mengalami pemurnian besar-besaran, kata mereka. Uang yang dulu begitu mudah dan cepat kini berhenti.

Kintamani yang dulu begitu ramai oleh wisatawan dari seluruh dunia kini sepi.

Bali diajak untuk memurnikan diri, dan kembali ke jati dirinya yang asli, begitu kata Pak Wayan, pemilik dari rumah makan kecil tersebut.

Justru di dalam krisis, kita diuji, begitu katanya. Masyarakat Bali harus tetap menjaga harmoni dengan Tuhan, sesama manusia dan alam keseluruhan.

Perbuatan baik tetap harus dijalankan, supaya seluruh masyarakat bisa melalui semua krisis ini dengan selamat.

Berbagai ritual keagamaan, dan upaya untuk menjaga alam, juga perlu untuk terus dijalankan.

Agama haruslah membimbing manusia ke arah keluhuran dan harmoni hidup. Agama tidak boleh menyebarkan kekerasan, apalagi membawa bom untuk membunuh orang lain, begitu katanya.

Pak Wayan memang sangat terpukul dengan tragedi Bom Bali. Ia merasa, Indonesia harus belajar dari spiritualitas Bali, yakni Tri Hita Karana tersebut.

Sebelum membangun restoran yang menghadap langsung Gunung Batur ini, pak Wayan adalah pelayan di sebuah hotel. Ia memutuskan untuk berbisnis dengan meminjam dari institusi di desanya.

Sambil menyantap sarapan, saya merenung di hadapan Gunung Batur. Sampai kapan pemurnian ini akan terus berlangsung?

Di bulan Juli 2021, keadaan justru semakin parah. Pemerintah mempersulit semua jalan masuk ke Bali.

Alasannya tetap sama, yakni mengurangi penyebaran Covid-19. Padahal, masyarakat Bali sangat patuh pada protokol kesehatan. Mereka juga wajib untuk vaksinasi.

Tampaknya, penyebaran memang sungguh sulit dibendung sekarang ini. Kita hanya bisa mempersiapkan fasilitas kesehatan yang memadai, serta menjaga kesehatan pribadi masing-masing.

Sampai kapan Bali, dan kita semua, harus terus menjalani pemurnian, akibat pandemi Covid19? Jawabannya masih menjadi misteri untuk kita semua…

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Tren
Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com