KOMPAS.com - Motor menjadi pilihan utama masyarakat untuk melakukan mobilitas sehari-hari. Bahkan, ada kelompok masyarakat yang mengandalkan motor untuk mencari nafkah bagi keluarganya.
Oleh sebab itu, selain soal kebersihan, performa motor pun harus terjaga dengan baik agar tak sering keluar-masuk bengkel.
Kerusakan pada motor bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Akan tetapi, justru kebiasaan sepele dari pemiliknya yang membuat motor jadi lebih cepat rusak.
Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Jumat (28/5/2021), Kepala Bengkel Honda Bintang Motor Cinere, Ribut Wahyudi mengatakan, setidaknya ada empat kebiasaan sepele yang membuat motor jadi cepat rusak.
1. Menggunakan suku cadang palsu
Perbandingan harga suku cadang asli dan palsu memang cukup jauh. Hal ini juga yang seringkali jadi alasan para pemotor lebih memilih onderdil motor KW ketimbang yang asli.
Baca juga: 4 Kebiasaan yang Bikin Motor Cepat Rusak
Padahal, selain tidak sebaik kualitas suku cadang asli, sparepart motor palsu juga dapat berakibat buruk bagi performa motor.
2. Mematikan motor saat putaran mesin tinggi
Kebiasaan yang tanpa sadar sering dilakukan banyak pemotor ini juga bisa membuat motor cepat rusak. Mematikan motor saat putaran mesin tinggi membuat suplai oli jadi tidak maksimal.
“Saat mesin dimatikan secara mendadak, pergerakan kruk as juga akan berhenti dan sangat riskan untuk proses suplai oli. Biasanya pakai side stand atau saklar cut engine off,” ujar Ribut.
3. Bensin eceran
Tak sedikit pengendara yang lebih memilih bensin eceran untuk motornya. Alasannya, selain darurat, harga bensin eceran lebih murah dibandingkan BBM di SPBU.
Padahal, penggunaan bensin eceran dalam waktu yang lama dapat berdampak buruk bagi performa motor.
Baca juga: Cara Membayar Pajak Motor Secara Online, Mudah dan Cepat
“Pengemudi tidak pernah tahu kandungan apa yang terdapat pada bensin tersebut, apakah dicampur atau tidak. Terparahanya, mesin motor bisa rusak dan menimbulkan korosi,” kata Ribut.
4. Telat ganti oli
Rutin servis motor termasuk mengganti olinya adalah upaya untuk menjaga performa motor tetap baik. Bahkan pabrikan motor telah menganjurkan agar para pemilik kendaraan ganti oli setiap kelipatan 3000 km atau 4000 km.
“Bila telat atau bahkan abai, bagian dalam mesin bisa cepat overheat, kinerja mesin menjadi tidak optimal, dan bisa berpengaruh juga kepada konsumsi bahan bakar, karena gesekan antar komponen semakin besar,” ucap Ribut.
Sumber: KOMPAS.com (Aprida Mega Nanda/Aditya Maulana)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.