Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afrika Dihantam Gelombang Ketiga Covid-19, Kasus Positif Meningkat Drastis

Kompas.com - 27/06/2021, 20:21 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Afrika mengalami gelombang ketiga pandemi Covid-19. Peningkatan tertinggi tercatat di 12 negara, dan diperkirakan akan mencapai puncak dalam waktu sekitar tiga minggu.

Lambatnya vaksinasi dan penyebaran virus varian Delta ditengarai jadi penyebabnya.

Sedangkan, rata-rata kasus Covid-19 harian baru di Afrika Selatan meningkat 15 kali lipat sejak awal April, dengan penerimaan di rumah sakit meningkat sekitar 60 persen.

Baca juga: Kondisi Sejumlah Negara Hadapi Covid-19 Varian Delta dari Bangladesh, Indonesia hingga Israel

Direktur WHO Afrika, Matshidiso Moeti mengatakan, gelombang ketiga Covid-19 ini bertambah dan menyebar lebih cepat serta menghantam lebih keras daripada yang sebelumnya.

"Lonjakan terbaru terancam menjadi yang terburuk di Afrika," kata Moeti seperti dikutip dari AFP.

Sementara Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika, John Nkengasong menggambarkan, gelombang ketiga sangat brutal dan sangat parah.

Hal senada juga disampaikan Presiden Liberia George Weah yang memperingatkan gelombang ketiga ini jauh lebih mengkhawatirkan daripada setahun yang lalu, ketika rumah sakit di negaranya mulai kelebihan kapasitas.

Sebelumnya Afrika dan Oseania termasuk benua dengan dampak virus corona terminim di dunia.  Dulu kasusnya tak sampai 5,3 juta dengan sekitar 139.000 kematian dari 1,3 miliar penduduk Afrika.

Sejumlah negaranya juga tidak mengalami dampak Covid-19 separah Brasil atau India.

Baca juga: 53 Kasus Positif Covid-19 Timbul dari Supermarket, Ini Penyebabnya

Lambatnya vaksinasi

Lonjakan kasus Covid-19 ini ditengarai karena penyebaran virus varian Delta dan lambatnya vaksinasi.

Sedangkan untuk vaksinasi, distribusi yang dilakukan di Afrika sangat lambat. Menurut WHO, baru sekitar satu persen populasi benua itu yang sudah disuntik dua dosis.

Rasio itu adalah yang terendah secara global, dan 90 persen negara-negara Afrika akan gagal mencapai target vaksinasi sepersepuluh dari populasi mereka pada September.

Ilustrasi vaksin Covid-19, uji vaksin Covid-19 pada varian virus corona Afrika Selatan. Novovax dan Johnson & Johnson ujikan vaksin virus corona pada varian baru virus corona Afrika Selatan, hasilnya efikasi vaksin kurang efektif.SHUTTERSTOCK/PalSand Ilustrasi vaksin Covid-19, uji vaksin Covid-19 pada varian virus corona Afrika Selatan. Novovax dan Johnson & Johnson ujikan vaksin virus corona pada varian baru virus corona Afrika Selatan, hasilnya efikasi vaksin kurang efektif.

Baca juga: Perbedaan Gejala Umum Covid-19 dengan Varian Delta

Janji para pemimpin negara Barat untuk menyumbang satu miliar dosis vaksin corona ke negara-negara miskin Afrika juga banyak dikritik lantaran terlalu lambat.

"Afrika sangat membutuhkan satu juta vaksin lagi. Kami harus lari cepat," pinta Direktur WHO Afrika, Matshidiso Moeti.

Selain itu, penyebaran Covid-19 varian Delta yang lebih menular dan suhu musim dingin menjadi kendala lainnya.

Varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India itu, sejauh ini dilaporkan telah menyebar di 14 negara Afrika, dan sebagian besar merupakan kasus baru di Republik Demokratik Kongo serta Uganda, menurut Badan Kesehatan Dunia WHO.

(Penulis: Aditya Jaya Iswara | Editor: Aditya Jaya Iswara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com