Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Dinkes DIY soal Sejumlah RS Umumkan Tidak Bisa Terima Pasien

Kompas.com - 27/06/2021, 14:15 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah rumah sakit di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengumumkan tidak bisa menerima pasien baru akibat penuhnya ruang perawatan, khususnya dengan kasus Covid-19.

Sebut saja RS PKU Muhammadiyah Gamping, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, RS Panti Rapih, dan RSUD Sleman.

Pengumuman tidak hanya diunggah melalui media sosial, tetapi juga dipasang di rumah sakit.

Baca juga: Situasi Kritis Covid-19: Kondisi Berat bagi RS, Nakes, dan Kita Semua...

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Rumah Sakit Bethesda Yk (@rsbethesdajogja)

Bagaimana kondisi dan daya tampung di rumah sakit di DIY?

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY, Pembajun Setyaningastutie, mengatakan, pengumuman itu sebenarnya dibuat untuk menata pasien yang sudah masuk di tengah tingginya angka penularan Covid-19 di Indonesia, termasuk di DIY.

"Kalau melihat flyer yang di-posting-kan, RS sedang berusaha untuk menata pasien yang dirawat baik di ruang ICU ataupun ruang isolasi, karena memang banyak pasien yang datang, tapi (jumlah) nakes yang terbatas," kata Pembajun saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/6/2021).

Merujuk data ketersediaan ruang perawatan pasien Covid-19 dari laman resmi Kementerian Kesehatan, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta masih memiliki 13 ruang isolasi bertekanan negatif, namun untuk IGD dan ICU semua kosong.

Data itu adalah data per hari ini, 27 Juni 2021.

Baca juga: Lonjakan Covid-19, 5 Perhimpunan Dokter Desak PPKM Total Terutama Jawa

Selanjutnya, berdasarkan data per hari ini, Minggu (27/6/2021), ruang IGD untuk Covid-19 di RSU Panti Rapih masih tersedia 4 unit, namun ruang ICU dan isolasi sudah penuh.

Data ketersediaan ranjang perawatan atau Bed Occupancy Rate (BOR) dapat diakses di laman http://yankes.kemkes.go.id/app/siranap/.

Pembajun ditemui di kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (21/6/2021)KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Pembajun ditemui di kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (21/6/2021)
Sementara itu, untuk kondisi pandemi di DIY, Pembajun menyebutkan, memang tengah mengalami kenaikan kasus Covid-19, sama seperti di provinsi lainnya di Indonesia.

"Hampir sama dengan provinsi lain, kasus positif meningkat pesat," ujar Pembajun.

Mengacu data Satgas Penanganan Covid-19, Sabtu (26/6/2021), DIY melaporkan 782 kasus baru, 233 kasus sembuh, dan 22 orang meninggal dunia.

Melihat perbandingan antara kasus infeksi baru dan kasus sembuh, terdapat perbedaan yang relatif signifikan.

Jika hal ini terus terjadi, bukan tidak mungkin fasilitas layanan kesehatan bisa kewalahan.

Pembajun menjelaskan, Dinkes DIY tengah melakukan sejumlah upaya untuk mengantisipasi terjadinya perburukan kasus Covid-19 di wilayah DIY.

"DIY menambah shelter sampai tingkat desa agar yang positif (dengan gejala) ringan tidak perlu ke RS, ini masih banyak juga langsung ke RS," kata dia.

Selain itu, pemerintah provinsi juga tengah mempersiapkan kemungkinan pendirian Rumah Sakit Lapangan.

"Sedang dipersiapkan kemungkinan RS Lapangan. Kami upayakan RS masih bisa menampung pasien yang datang" ujar Pembajun.

Baca juga: Terjadi Lonjakan, Ini 10 Daerah dengan Kasus Covid-19 Tertinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com