KOMPAS.com - Sejumlah rumah sakit di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengumumkan tidak bisa menerima pasien baru akibat penuhnya ruang perawatan, khususnya dengan kasus Covid-19.
Sebut saja RS PKU Muhammadiyah Gamping, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, RS Panti Rapih, dan RSUD Sleman.
Pengumuman tidak hanya diunggah melalui media sosial, tetapi juga dipasang di rumah sakit.
Baca juga: Situasi Kritis Covid-19: Kondisi Berat bagi RS, Nakes, dan Kita Semua...
View this post on Instagram
Bagaimana kondisi dan daya tampung di rumah sakit di DIY?
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY, Pembajun Setyaningastutie, mengatakan, pengumuman itu sebenarnya dibuat untuk menata pasien yang sudah masuk di tengah tingginya angka penularan Covid-19 di Indonesia, termasuk di DIY.
"Kalau melihat flyer yang di-posting-kan, RS sedang berusaha untuk menata pasien yang dirawat baik di ruang ICU ataupun ruang isolasi, karena memang banyak pasien yang datang, tapi (jumlah) nakes yang terbatas," kata Pembajun saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/6/2021).
Merujuk data ketersediaan ruang perawatan pasien Covid-19 dari laman resmi Kementerian Kesehatan, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta masih memiliki 13 ruang isolasi bertekanan negatif, namun untuk IGD dan ICU semua kosong.
Data itu adalah data per hari ini, 27 Juni 2021.
Baca juga: Lonjakan Covid-19, 5 Perhimpunan Dokter Desak PPKM Total Terutama Jawa
Selanjutnya, berdasarkan data per hari ini, Minggu (27/6/2021), ruang IGD untuk Covid-19 di RSU Panti Rapih masih tersedia 4 unit, namun ruang ICU dan isolasi sudah penuh.
Data ketersediaan ranjang perawatan atau Bed Occupancy Rate (BOR) dapat diakses di laman http://yankes.kemkes.go.id/app/siranap/.
"Hampir sama dengan provinsi lain, kasus positif meningkat pesat," ujar Pembajun.
Mengacu data Satgas Penanganan Covid-19, Sabtu (26/6/2021), DIY melaporkan 782 kasus baru, 233 kasus sembuh, dan 22 orang meninggal dunia.
Melihat perbandingan antara kasus infeksi baru dan kasus sembuh, terdapat perbedaan yang relatif signifikan.
Jika hal ini terus terjadi, bukan tidak mungkin fasilitas layanan kesehatan bisa kewalahan.
Pembajun menjelaskan, Dinkes DIY tengah melakukan sejumlah upaya untuk mengantisipasi terjadinya perburukan kasus Covid-19 di wilayah DIY.
"DIY menambah shelter sampai tingkat desa agar yang positif (dengan gejala) ringan tidak perlu ke RS, ini masih banyak juga langsung ke RS," kata dia.
Selain itu, pemerintah provinsi juga tengah mempersiapkan kemungkinan pendirian Rumah Sakit Lapangan.
"Sedang dipersiapkan kemungkinan RS Lapangan. Kami upayakan RS masih bisa menampung pasien yang datang" ujar Pembajun.
Baca juga: Terjadi Lonjakan, Ini 10 Daerah dengan Kasus Covid-19 Tertinggi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.