Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Kapal General Slocum Terbakar, 1.021 Tewas

Kompas.com - 15/06/2021, 08:42 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 117 tahun lalu, tepatnya 15 Juni 1904, kapal uap SS General Slocum terbakar dan menewaskan ribuan orang.

Kapal uap dengan model perahu sungai ini melakukan pelayaran wisata di East River, New York City, Amerika Serikat (AS).

Namun, tak ada yang menyangka kapal ini akan mengalami bencana maritim terburuk dalam sejarah AS.

Sebanyak 1.021 penumpang yang didominasi perempuan dan anak-anak tewas dalam kecelakaan kapal.

Baca juga: Cara Unduh Sertifikat UTBK SBMPTN untuk Mendaftar Jalur Mandiri PTN

Detik-detik tragedi

Pagi hari pada 15 Juni 1904, Gereja Lutheran Jerman St. Mark mengumpulkan guru dan anak-anak Sekolah Minggu untuk piknik.

Melansir History, terdapat 1.360 orang yang bergabung dalam piknik tahunan itu. Kegiatan akan berlangsung di Locust Point di Bronx. Mereka pun berlayar menyusuri East River.

Sekitar pukul 9 pagi, mereka berangkat dengan kapal uap SS General Slocum. Kapal penuh sesak. Rombongan meninggalkan dermaga Manhattan sebelum pukul 10.

Saat kapal melewati 83rd Street, laporan menunjukkan bahwa seorang anak melihat api di gudang dan melaporkannya kepada Kapten William Van Schaik, yang bertanggung jawab atas kapal itu. Namun kapten tak acuh.

Asapnya semakin jelas, anggota kru pun memeriksa gudang yang dimaksud.

Gudang yang berisi minyak dan serutan kayu yang digunakan untuk pengepakan, benar-benar terbakar.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Garuda DC-10 Terbakar dan Terbelah Tiga di Fukuoka

 

Menjauhi dermaga

Alih-alih mengarahkan perahu ke dermaga terdekat di mana petugas pemadam kebakaran bisa memadamkan api, kapten mengarahkan perahu ke sebuah pulau kecil di East River.

Dalam penyelidikan, kapten mengaku tak ingin mengambil risiko menyebarkan api ke dermaga dan seluruh kota, tetapi strategi itu terbukti mematikan bagi para penumpang.

Sekoci-sekoci diikat terlalu kencang, sehingga tidak bisa dilepaskan. Pelampung tidak diisi dengan gabus, sebaliknya bahan non-apung membuatnya berbobot.

Anak-anak yang menggunakannya tenggelam ke dasar sungai. Sementara sebagian anak yang lain tewas karena terinjak-injak saat kekacauan dalam kapal. Sementara lainnya tewas dalam kobaran api.

Keadaan semakin parah saat kapal menabrak bebatuan di pantai East River.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Alex Ferguson Mendapat Gelar Sir dari Ratu Inggris

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Tren
Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com