KOMPAS.com - Hari ini 117 tahun lalu, tepatnya 15 Juni 1904, kapal uap SS General Slocum terbakar dan menewaskan ribuan orang.
Kapal uap dengan model perahu sungai ini melakukan pelayaran wisata di East River, New York City, Amerika Serikat (AS).
Namun, tak ada yang menyangka kapal ini akan mengalami bencana maritim terburuk dalam sejarah AS.
Sebanyak 1.021 penumpang yang didominasi perempuan dan anak-anak tewas dalam kecelakaan kapal.
Baca juga: Cara Unduh Sertifikat UTBK SBMPTN untuk Mendaftar Jalur Mandiri PTN
#OnThisDay in 1904, the General Slocum, a passenger ferry caught fire and sank in New York's East River. Over 1000 of 1300 passengers died. pic.twitter.com/sTr8zRsk3d
— Complete EM (@CompleteEM1) June 15, 2017
Pagi hari pada 15 Juni 1904, Gereja Lutheran Jerman St. Mark mengumpulkan guru dan anak-anak Sekolah Minggu untuk piknik.
Melansir History, terdapat 1.360 orang yang bergabung dalam piknik tahunan itu. Kegiatan akan berlangsung di Locust Point di Bronx. Mereka pun berlayar menyusuri East River.
Sekitar pukul 9 pagi, mereka berangkat dengan kapal uap SS General Slocum. Kapal penuh sesak. Rombongan meninggalkan dermaga Manhattan sebelum pukul 10.
Saat kapal melewati 83rd Street, laporan menunjukkan bahwa seorang anak melihat api di gudang dan melaporkannya kepada Kapten William Van Schaik, yang bertanggung jawab atas kapal itu. Namun kapten tak acuh.
Asapnya semakin jelas, anggota kru pun memeriksa gudang yang dimaksud.
Gudang yang berisi minyak dan serutan kayu yang digunakan untuk pengepakan, benar-benar terbakar.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Garuda DC-10 Terbakar dan Terbelah Tiga di Fukuoka
Original post by NYC Fire Museum: On June 15th, 1904, the sidewheel passenger ship General Slocum caught fire on the East River, killing 1,021 of the 1,358 souls on board. MORE: https://t.co/Ps6ReaCyBD pic.twitter.com/4IsW1apYmS
— FDNY Engine 265 | Ladder 121 | Battalion 47 (@E265L121B47) June 12, 2021
Alih-alih mengarahkan perahu ke dermaga terdekat di mana petugas pemadam kebakaran bisa memadamkan api, kapten mengarahkan perahu ke sebuah pulau kecil di East River.
Dalam penyelidikan, kapten mengaku tak ingin mengambil risiko menyebarkan api ke dermaga dan seluruh kota, tetapi strategi itu terbukti mematikan bagi para penumpang.
Sekoci-sekoci diikat terlalu kencang, sehingga tidak bisa dilepaskan. Pelampung tidak diisi dengan gabus, sebaliknya bahan non-apung membuatnya berbobot.
Anak-anak yang menggunakannya tenggelam ke dasar sungai. Sementara sebagian anak yang lain tewas karena terinjak-injak saat kekacauan dalam kapal. Sementara lainnya tewas dalam kobaran api.
Keadaan semakin parah saat kapal menabrak bebatuan di pantai East River.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Alex Ferguson Mendapat Gelar Sir dari Ratu Inggris