Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Greg Teguh Santoso
Versatilist dan Auditor Sistem Manajemen

Sedang menyelesaikan studi S3 di Taiwan sembari menjadi pengajar di beberapa universitas.  Seorang versatilist yang gemar bertualang di dunia maya dan berkolaborasi di dunia nyata, membaca, mengajar, dan menulis. Mari mampir, tegur-sapa di versatilistmilenial2020@gmail.com.

10 Juni Hari Media Sosial Indonesia: Monetisasi Eskapisme Publik

Kompas.com - 10/06/2021, 11:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KIAN maraknya kecenderungan kita bersibuk-ria dengan gawai tanpa hirau lagi dengan kondisi sekitar bahkan menjurus pada pola anti sosial, ternyata kian masif, khususnya di masa pandemi Covid-19 yang telah menginjak tahun keduanya menerpa seantero bumi.

Banyak penelitian menunjukkan meruyaknya post traumatic stress disorder (PTSD) yang menjangkiti masyarakat selama mengarungi badai pandemi.

Berasyik-masyuk dengan gawai di tengah kian terbatasnya gerak kita secara fisik bercengkerama dengan sesama menjadikan fenomea phubbing juga mengemuka.

Dalam konteks ini ada baiknya kita cermati riset yang dilakukan para ilmuwan dari Jeman dan Amerika Serikat dan dipublikasikan melalui Frontiers in Psychology Desember 2020 lalu.

Penelitian itu menandaskan, "...Our findings indicate that stress was linked to more hedonic and less eudaimonic media use, as well as more avoidant and escapist media-based coping. Anxiety, on the other hand, was linked to more media use in general, specifically more eudaimonic media use and a full range of media-based coping strategies... (AL, Eden et.al.)."

Selalu ada elemen-elemen positif dalam suatu fenomena, pun demikian dengan aspek negatifnya.

Penelitian yang melibatkan sekitar 450 mahasiswa dari dua perguruan tinggi besar di Amerika Serikat sebagai responden menemukan bahwa berkegiatan secara online menggunakan gawai kian masif, kian menyita banyak waktu dan energi dan berkecenderungan mengalihkan perhatian kita dari nuansa-nuansa lain kehidupan.

Kendati, tentu saja, tak dimungkiri berbagai impak positif yang bisa ditangguk darinya.

Pelarian digital

Problem nan dilematis makin meruncing tatkala penggunaan gawai nan masif tersebut mulai menjauh dari tujuan awalnya dan kian mengarah pada pelarian (escapism) dari kejenuhan realitas keseharian yang mesti dihadapi: tak boleh ke sekolah atau kampus, tak bisa berinteraksi secara massal, tak boleh mudik berjumpa handai tolan, dan sebagainya.

Makin runyam kala peluang ini dimanfaatkan oleh para pembuat aneka konten di berbagai kanal media sosial yang menawarkan aneka gemebyar nuansa hiburan tanpa hirau nilai muatan yang diunggahnya.

Inilah yang dikenal sebagai pelarian digital (digital escapism) dalam ranah ilmu psikologi.

Banyak contoh bisa kita temukan secara gamblang dalam keseharian hidup kita, baik sebagai individu maupun anggota kelompok atau masyarakat.

Hal ini ditangkap sebagai peluang manis oleh sebagian penggiat dunia digital guna meraup rupiah (atau dolar AS) guna kian menggelembungkan kekayaannya untuk terus mencapai taraf "sultan".

Sebagai contoh kasus kita bisa berkaca dari konten Aurel keguguran hingga tulisan ini dibuat, telah mendulang lebih 10 juta viewers dan menjadi trending Youtube nomor dua. Baca juga: Aurel Hermansyah Keguguran, Atta Halilintar: Sampai Jumpa di Surga Anakku

Berikutnya, momen wafat dan pemakaman ayahanda Ria Yunita alias Ria Ricis yang ditayangkannya telah merengkuh 2,6 juta viewers dan 281 ribu likes. Baca juga: Ria Ricis Buat Konten Kematian Ayahnya, Dikritik Netizen dan Dibandingkan dengan Oki Setiana Dewi

Belum lagi berbagai konten "aneh bin ajaib" yang banyak kita temukan mulai dari emak-emak yang berjoged di jalan tol, ulah sopir truk ugal-ugalan, memakai help dari penanak nasi, dan sebagainya. Semuanya bermuara pada tujuan untuk terkenal, agar beroleh banyak follower, dan seterusnya.

Isu-isu terkait apapun bisa menjadi konten dan meraih banyak penonton yang pada gilirannya menggemukkan pundi-pundi rupiah para youtuber-nya adalah fenomena yang kian jamak saat ini.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pajak Makanan Dibayar Restoran atau Pembeli? Ini Penjelasan Ekonom

Pajak Makanan Dibayar Restoran atau Pembeli? Ini Penjelasan Ekonom

Tren
Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Tren
Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com