Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Jam Weker, dari Alarm Alam hingga Penemuan Jam Mekanis

Kompas.com - 26/04/2021, 21:05 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Sebelum ada gawai yang dilengkapi teknologi pengaturan jam dan alarm, orang-orang mengandalkan ketepatan bangun sahur dan bangun pagi dengan bantuan jam weker.  

Jam weker biasanya berbentuk kecil saja. Karena memang didesain sebagai jam meja, sehingga bisa diletakkan di samping tempat tidur agar efektif dalam membangunkan si pemilik jam.

Pengaturan jam biasanya terletak di bagian belakang jam. Berupa putaran untuk mengatur jarum jam dan juga jarum menit.

Jam weker merupakan penemuan yang memudahkan hidup manusia. Jauh sebelum jam weker ditemukan, sekitar tahun 1600, manusia bangun pagi mengandalkan ritme alami tubuhnya. 

Atau mengandalkan ritme alam yang ada di sekitarnya. Semisal kokok ayam, nyanyian burung, lenguh sapi yang menuntut makan pagi, dan suara-suara alam lainnya. 

Dilansir dari Livescience, di tahun 1600-1700, ada profesi yang bertugas berkeliling rumah ke rumah untuk membangunkan para tukang tidur yang sering terbangun kesiangan.

Mereka akan mengetuk jendela dengan sangat keras. Jika tak mempan, mereka akan melempar wajah si tukang tidur menggunakan kacang atau biji-bijian lewat jendela.

Baca juga: Sejarah KRI Nanggala

Penemuan jam weker kuno

Jika berbicara tentang sejarah jam weker, kita tak bisa lepas dari masa kejayaan Yunani Kuno dan Mesir Kuno, dimana manusia masa itu sudah belajar menandai waktu dengan jam matahari dan tugu atau monumen obelisk. 

Jam pasir adalah asal muasal jam wekerUnsplash/Neon Brand Jam pasir adalah asal muasal jam weker

Dari penemuan jam purba tersebut, teknologi penanda waktu berkembang dari waktu ke waktu.

Melansir dari Insider, jam weker tertua sendiri sudah ditemukan di Jerman sejak abad ke-15. Namun masih berupa jam besi besar yang menempel di dinding yang dilengkapi lonceng warna perunggu.

Dalam buku Early English Clock yang ditulis oleh Antique Collector Club, disebutkan bahwa ada penemuan di tahun 1620 berupa jam lentera yang juga memiliki pengaturan alarm khusus. 

Kemudian di tahun 1690, tercatat juga penanda waktu yang dilengkapi pengaturan alarm yang dibuat oleh Joseph Knibb.

Baca juga: Sejarah Imam Al Ghazali, Berpijak dari Kemiskinan Menjadi Mahaguru

Penemuan yang mendapat hak paten

Namun sayang, penemuan-penemuan jam primitif ini seakan terlupakan oleh sejarah. Dalam catatan-catatan resmi, penemuan weker baru terdeteksi di tahun 1787.

Di tahun itu disebutkan bahwa Levi Hutchins asal New Hampshire lah yang pertama kali membuat jam weker.

Jam milik Hutchins ini setinggi 73 cm dengan memiliki lebar 36 cm. Jam lemari ini hanya diatur untuk berbunyi pada pukul 4 dini hari. Yaitu jamnya para pekerja pabrik pada masa itu harus melangkahkan kakinya bekerja.

Pada 1876, Seth E. Thomas dari Connecticut menciptakan jam weker mekanis untuk pertama kalinya. Tepat tanggal 24 Oktober 1876, Thomas menerima hak paten bernomor 183.725 untuk penemuan jam weker yang bisa diatur agar berbunyi di waktu yang diinginkan.

Sejarah jam wekerUnsplash/Julian Hochgesang Sejarah jam weker

Pembuatan jam weker kecil seperti milik Thomas sebenarnya sudah dimulai di awal tahun 1870-an. Tapi hanya Thomas yang mematenkan temuannya. 

Di tahun 1931, Westclox memperkenalkan produk terbarunya yaitu Chime Alarm yang terkenal dengan tagline-nya, "First he whispers, then he shouts."

Dari tahun 1931 tersebut, jam weker terus mengalami perkembangan. Dari berukuran besar menjadi kecil dan bisa diletakkan di atas meja, dari yang hanya dilengkapi dering lonceng nyaring hingga yang dilengkapi rekaman suara manusia juga lagu-lagu. 

Baca juga: Sejarah Popcorn Jadi Camilan Nonton Film di Bioskop 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com