"Lebih Baik Pulang Nama Daripada Gagal di Medan Laga. Berani, Benar, Berhasil. Komando!"
KOMPAS.com - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berulang tahun ke-69 pada hari ini, Jumat (16/4/2021).
Dalam perjalanannya, Korps Baret Merah ini mencatatkan sejarah panjang di balik pembentukannya sejak 1950.
Sejarah kelahiran Kopassus sebagai satuan tidak terlepas dari rangkaian bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Pada Juli 1950, timbul pemberontakan di Maluku oleh kelompok yang menamakan dirinya Republik Maluku Selatan (RMS).
Baca juga: Simak, Apa Saja Syarat Kenaikan Pangkat Prajurit TNI?
Dilansir dari kopassus.mil.id, pimpinan Angkatan Perang RI saat itu segera mengarahkan pasukan untuk menumpas gerombolan tersebut.
Operasi ini dipimpin langsung oleh Panglima Tentara Teritorium III Kolonel AE Kawilarang, sementara Letkol Slamet Riyadi ditunjuk sebagai Komandan Operasi.
Operasi ini berhasil menumpas gerakan pemberontakan, tetapi tidak sedikit pula korban dari pihak TNI.
Setelah dikaji, ternyata dalam beberapa pertempuran, musuh dengan kekuatan yang relatif lebih kecil sering kali mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar.
Hal ini bukan karena semangat anggota pasukan musuh yang lebih tinggi atau perlengkapan yang lebih lengkap, tetapi taktik dan pengalaman tempur yang baik didukung kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.
Baca juga: Dirgahayu Ke-75 TNI AU: Logo, Tema, dan Sejarah TNI AU
Peristiwa inilah yang akhirnya mengilhami Letkol Slamet Riyadi untuk memelopori pembentukan suatu satuan pemukul.
Satuan tersebut diharapkan dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang bagaimanapun beratnya.
Namun, cita-cita Letkol Slamet Riyadi itu tidak dapat diwujudkan karena ia gugur pada salah satu pertempuran. Cita-cita luhur ini kemudian dilanjutkan oleh Kolonel AE Kawilarang.
Hingga akhirnya, lewat Instruksi Panglima Tentara dan Teritorial (TT) III No 55/Inst/PDS/52 tanggal 16 April 1952, terbentuklah Kesatuan Komando Teritorium III yang merupakan cikal bakal "Korps Baret Merah" atau Kopassus.
Baca juga: Mengenal Pasukan Marinir TNI yang Kawal Pulang Massa Pedemo Tolak Omnibus Law di Jakarta