Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Konflik di Myanmar dan Solusi untuk Meredakannya...

Kompas.com - 12/03/2021, 19:46 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Konfrontasi antara junta militer Myanmar, Tatmadaw, dengan massa pengunjuk rasa yang menentang kudeta, terus menimbulkan korban jiwa.

Sedikitnya 70 orang demonstran dilaporkan kehilangan nyawa dalam serangkaian aksi demonstrasi yang melanda Myanmar sejak kudeta yang dilancarkan Tatmadaw pada 1 Februari 2021.

Diberitakan Kompas.com, Jumat (12/3/2021) laporan tersebut disampaikan oleh Penyelidik Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Thomas Andrews.

Baca juga: Kudeta Myanmar, Sebab, dan Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Selain itu, lebih dari 2.000 orang telah ditahan secara tidak sah, sejak Tatmadaw menggulingkan kekuasaan sipil, yang direspons oleh rakyat Myanmar dengan aksi unjuk rasa besar-besaran.

Dalam laporannya kepada Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, Andrews mengatakan bahwa Tatmadaw telah melakukan pembunuhan, penyiksaan, dan penganiayaan terhadap para pengunjuk rasa.

"Myanmar sedang dikendalikan oleh rezim pembunuh nan ilegal. Ada banyak bukti tentang pasukan keamanan yang dengan kejam memukuli pengunjuk rasa, petugas medis, dan pengamat," kata Andrews.

Baca juga: Apa yang Sedang Terjadi di Myanmar?

Tatmadaw bantah gunakan kekerasan berlebihan

Melansir Channel News Asia, Jumat (12/3/2021), pihak militer Myanmar menolak berkomentar terkait jumlah korban jiwa dari pihak demonstran yang terus berjatuhan.

Meski demikian, Juru Bicara Tatmadaw, Zaw Min Tun pada Kamis (11/3/2021) menegaskan bahwa aparat hanya menggunakan kekerasan jika dibutuhkan.

Zaw Min Tun juga mengatakan bahwa militer hanya akan memegang kekuasaan dalam periode terbatas, sebelum nantinya pemungutan suara digelar.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Dituntut atas Kepemilikan Walkie Talkie, Apa Itu?

Sebelumnya, kudeta militer Myanmar dipicu akibat ketidakpuasan Tatmadaw terhadap hasil Pemilu November 2020 yang dimenangkan secara mutlak oleh Partai National League for Democracy (NLD).

Tatmadaw menuding NLD, yang terafiliasi dengan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, telah memanipulasi hasil pemilu.

Pada 1 Februari 2021, militer melancarkan kudeta dengan menahan Suu Kyi, serta sejumlah pejabat tinggi NLD.

Tatmadaw juga mengumumkan keadaan darurat yang berlaku hingga setahun ke depan.

Baca juga: Ledakan di Lebanon di Antara Konflik Horizontal, Ekonomi, dan Pandemi

Hambatan untuk menyelesaikan konflik Myanmar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

Tren
Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Tren
Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Tren
Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Tren
Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Tren
Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Tren
Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Tren
Penjelasan Lengkap Kuasa Hukum AW soal Kasus Suami BCL Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 M

Penjelasan Lengkap Kuasa Hukum AW soal Kasus Suami BCL Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 M

Tren
Perjalanan Kasus Harun Masiku, 4 Tahun Buron, KPK Panggil Sekjen PDI-P

Perjalanan Kasus Harun Masiku, 4 Tahun Buron, KPK Panggil Sekjen PDI-P

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com