Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Di grup percakapan WhatsApp dan media sosial Facebook beredar informasi mengenai merek bumbu masakan dan makanan mengandung babi.
Unggahan tersebut diklaim berasal dari Bidang Kerja Sama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Dr Muchyidin Junaidi, LC, MA.
Dari penelusuran dan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut tidak benar alias hoaks.
Informasi yang menyebar ini merupakan hoaks berulang karena pernah beredar tahun lalu dan beberapa tahun sebelumnya.
Salah satu akun yang membagikan informasi itu adalah Moch Emmil Chanel, dengan narasi:
INFO PENTING.
DIPERINGATKAN KPD SELURUH UMAT ISLAM TDK MEMBELI ATAU MENJUAL BUMBU MASAK/MAKANAN YG MENGADUNG BABI.. ATAU BARANG HARAM SBGMN DAFTAR DIBAWAH INI: Hati2 sekali yaa memilihnya...*
*TOLONG DI SHARE KE GRUP LAIN ATAU KPD TEMAN2 SEBANYAK MUNGKIN SESAMA MUSLIM SAMBIL BERIBADAH.*
*Kabar dari Pondok Wali Barokah, Burengan, Kediri, untuk intern.*
Wanhat (Dewan Penasehat) meminta penelitian kesehatan untuk bahan makanan yg *mengandung babi*...
Dari 8 barang yang diteliti:
1. *Masako; positif* (mengandung babi);
2. *Royko, negatif* (tidak mengandung babi);
3. *Micin sasa*; positif (mengandung babi);
4. *Micin ajinomoto* positif (mengandung babi);
5. *Indomie goreng* bumbunya *positif* (mengandung babi);
6. *Saori-saos tiram* negatif (tidak mengandung babi);
7. *Tepung bumbu sasa* negatif (tidak mengandung babi);
8. *Tepung bumbu sajiku* negatif; (tidak mengandung babi):
Supaya diperhatikan...
Alhamdulillah akhirnya Umat Muslim tahu juga, semoga bermanfaat.
_Posting darri_;
*K.H. DR. MUCHYIDIN JUNAIDI, LC, MA*
*BIDANG KERJA SAMA INTERNASIONAL - MUI PUSAT* hati hati ibu ibu yg suka pakai bumbu penyedap pilih lah yg halal.
Dalam penelusuran Kompas.com, unggahan dengan narasi serupa telah ada sejak Juli 2019 oleh akun Batrisyia.
Bahkan pada tahun 2020, unggahan yang sama beberapa kali beredar di Facebook, misalnya akun Khadijah Dijah Hasibuan dan Adex.
Beberapa di antaranya mengunggah tangkapan layar pesan WhatsApp yang berisi narasi serupa, seperti yang dilakukan oleh akun Icii Mutia pada 3 Desember 2020.
Saat dikonfirmasi, Direktur Komunikasi LPPOM MUI Osmena Gunawan menyatakan tersebut hoaks atau tidak benar.