Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Phishing?

Kompas.com - 11/03/2021, 12:37 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Phishing. "Phishing" merupakan salah satu modus kejahatan di dunia maya kerap terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Tak jarang, korban mengalami kerugian uang dalam jumlah banyak. 

Phishing merupakan kejahatan dunia maya yang menargetkan informasi atau data sensitif korban melalui sambungan telepon, email, atau pesan teks.

Biasanya, pelaku menyamar sebagai lembaga yang sah untuk memikat individu agar semakin percaya.

Informasi yang didapatkan dari korban kemudian akan digunakan untuk mengakses akun penting, sehingga mengakibatkan pencurian identitas dan kerugian finansial.

Ciri-cirinya, seringkali e-mail atau pesan teks phishing terlihat tidak profesional dengan menggunakan tata bahasa yang buruk.

Melalui pesan itu, pelaku akan meminta korban mengklik link yang tertera di dalamnya.

Baca juga: [HOAKS] Aplikasi Peduli Lindungi Rawan Phishing dan Malware

Isi link tersebut umumnya permintaan untuk mengisi informasi pribadi, seperti nomor KTP, nomor rekening, atau nomor jaminan sosial.

Pada 2018, misalnya, Federal Trade Commission menunjuk pada serangan phishing yang menargetkan pengguna Netflix, seperti dikutip dari Norton.

E-mail phishing tersebut konon dikirim dari Netflix dan memperingatkan penerima bahwa perusahaan streaming "mengalami masalah" dalam mengakses informasi penagihan pelanggan.

Pesan tersebut meminta korban untuk mengklik link dan memperbarui metode pembayaran mereka.

Tautan itu tidak membawa pengguna ke Netflix, melainkan ke situs web palsu yang dibuat oleh para penipu.

Cara kerja phishing

Pertama, pelaku mulai dengan menentukan siapa korban yang akan menjadi target dan membuat strategi untuk mengumpulkan data yang bisa digunakan dalam penyerangan.

Kedua, pelaku akan membuat metode seperti email palsu atau halaman web palsu untuk mengirim pesan yang memikat data dari korbannya.

Ketiga, pelaku kemudian mengirim pesan yang tampak dapat dipercaya dan memulai serangan.

Keempat, setelah serangan dilakukan, pelaku akan memantau dan mengumpulkan data yang diberikan korban di halaman web palsu.

Kelima, pelaku menggunakan data yang didapatkan untuk melakukan pembelian ilegal atau melakukan tindakan penipuan.

Baca juga: Sejak 2013 Rp 100 Miliar Tabungan Dicuri Pelaku Phishing

Pencegahan

Mengutip phishing.org, meski pelaku selalu menemukan teknik baru, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dari serangan phising.

Apa saja langkah pencegahannya?

  • Untuk melindungi dari e-mail spam, filter spam dapat digunakan. Umumnya, filter akan menilai asal pesan, perangkat lunak yang digunakan untuk mengirim pesan, dan tampilan pesan untuk menentukan apakah itu spam.
  • Pengaturan browser harus diubah untuk mencegah situs web palsu dibuka. Browser menyimpan daftar situs web palsu dan ketika Anda mencoba mengakses situs web tersebut, alamatnya diblokir atau pesan peringatan ditampilkan.
  • Mengubah kata sandi secara teratur, dan jangan pernah menggunakan kata sandi yang sama untuk banyak akun.
  • Perubahan dalam kebiasaan browsing diperlukan untuk mencegah phishing. Jika verifikasi diperlukan, selalu hubungi perusahaan secara pribadi sebelum memasukkan detail apa pun secara online.
  • Jika ada tautan di e-mail, arahkan kursor ke URL terlebih dahulu. Situs web aman dengan sertifikat Secure Socket Layer (SSL) yang valid dimulai dengan "https".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com