Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langka, Malam Tanpa Bayangan Bulan di Kabah, Saatnya Luruskan Arah Kiblat

Kompas.com - 28/01/2021, 16:31 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fenomena langka, Malam Tanpa Bayangan Bulan (MTBB) akan terjadi di Kabah, Mekkah, Arab Saudi, pada Jumat (29/1/2021) besok.

Ketika dikonfirmasi, Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) membenarkan fenomena Malam Tanpa Bayangan Bulan di Kabah.

"Betul sekali," ujar Andi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/1/2021).

Penjelasan lengkap, kata Andi, dimuat Lapan pada laman edukasi.sains.lapan.go.id.

Menurut laman itu, MTBB adalah malam ketika Bulan memasuki fase purnama. Posisi Bulan berada tepat di atas kepala kita sehingga seolah-olah tidak ada bayangan yang terbentuk.

Bagi orang-orang yang berada di Masjid Al-Haram, Mekkah, Arab Saudi, fenomena ini akan terjadi pada pertengahan bulan Jumadil Akhirah 1442 Hijriah yang bertepatan pada Jumat, 29 Januari 2021 pukul 00.43 waktu Saudi atau pukul 04.43 WIB atau 05.43 WITA.

Fenomena ini terjadi 147 menit setelah puncak fase purnama yang terjadi pada pukul 22.16 waktu Saudi, sehingga piringan Bulan yang menghadap Bumi akan bercahaya dengan luasan 99,87 persen dan diameter sudut 0,52 derajat.

Baca juga: Fenomena Hujan Salju di Gurun Sahara, Keempat Kalinya Sepanjang Sejarah

Meluruskan kiblat

Menurut Lapan, fenomena ini dapat digunakan untuk meluruskan arah kiblat bagi belahan dunia yang mengalami malam hari selama Bulan belum terbenam.

Alasannya, ketika Bulan terletak tepat di atas Kabah atau kiblat umat Muslim di seluruh dunia, posisi Bulan akan mengarah ke Kabah bagi pengamat di luar Kabah.

Untuk masyarakat Indonesia, berikut beberapa hal yang perlu diketahui:

  • Bagi mereka yang berada di sebagian Provinsi Maluku, Papua Barat, dan Papua, fenomena ini tidak dapat digunakan untuk meluruskan arah kiblat mengingat posisi Bulan yang sudah terbenam lebih dulu.
  • Untuk mereka yang ada di Pulau Halmahera, Pulau Timor, Pulau Rote, Pulau Buru, Pulau Seram bagian barat, Kepulauan Sula bagian timur, dan Kepulauan Lembata, Bulan dan Matahari akan bersama-sama di atas ufuk ketika MTBB di Kabah atau disebut juga sebagai selenelion (selena (Bulan) + helion (Matahari).

Baca juga: Fenomena Waterspout di Waduk Gajah Mungkur, Apa Bahayanya?

Terakhir terjadi pada 1974

Fenomena MTBB di Kabah atau Bulan purnama di atas Kabah pernah terjadi pada pertengahan bulan Zulhijjah 1394 Hijriah yang bertepatan pada Minggu, 29 Desember 1974, pukul 00.05 waktu Saudi atau pukul 04.05 WIB atau 05.05 WITA.

Fenomena ini pernah terjadi juga pada pertengahan bulan Muharram 1335 Hijriah, tepatnya pada Jumat, 10 November 1916, pukul 00.00 waktu Saudi atau pukul 04.00 WIB atau 05.00 WITA.

Fenomena MTBB akan terjadi kembali pada pertengahan bulan Zulhijjah 1459 Hijriah yang bertepatan dengan pada Kamis, 21 Januari 2038, pukul 00.17 waktu Saudi pukul 04.17 WIB atau 05.17 WITA.

Berikutnya, fenomena ini juga akan terjadi pada pertengahan bulan Rajab 1479 Hijriah atau tepat pada Minggu, 21 Januari 2057, pukul 00.36 waktu Saudi pukul 04.36 WIB atau 05.36 WITA.

Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak, Kenapa Bisa Terjadi?

Ketika cuaca berawan, bagi belahan dunia yang mengalami siang/sore hari, umat Muslim yang terletak jauh dari Masjid Al-Haram dapat mengandalkan posisi Bulan yang mengarah ke Kabah ketika malam hari untuk meluruskan atau mengecek ulang arah kiblat mereka masing-masing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com