Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan PBB: Dunia Kehilangan 255 Juta Lapangan Pekerjaan pada 2020

Kompas.com - 26/01/2021, 08:45 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi virus corona Covid-19 berdampak besar pada sektor pekerjaan global selama 2020.

Dalam sebuah studi baru, Organisasi Perburuhan Internasional PBB (ILO) menemukan bahwa 8,8 persen jam kerja global hilang pada 2020 dibandingkan dengan kuartal keempat 2019.

Angka itu setera dengan 255 juta pekerjaan penuh waktu atau sekitar empat kali lebih besar dari jumlah yang hilang selama krisis keuangan global pada 2009.

"Ini merupakan krisis paling parah bagi dunia kerja sejak depresi hebat tahun 1930-an," kata kata kepala ILO Guy Ryder, dikutip dari AFP, Senin (25/1/2021).

Baca juga: Indef Prediksi Pengangguran Bertambah 1,1 Juta Orang akibat Pandemi pada 2021

Badan tenaga kerja PBB menjelaskan bahwa sekitar setengah dari jam kerja yang hilang dihitung dari pengurangan jam kerja bagi mereka yang masih bekerja.

Akan tetapi, dunia juga melihat tingkat kehilangan pekerjaan yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun lalu.

Pengangguran 220 juta

Di sisi lain, jumlah pengangguran global resmi melonjak 1,1 persen, atau 33 juta sehingga menjadi total 220 juta orang. Semenetara tingkat pengangguran di seluruh dunia sebesar 6,5 persen tahun lalu.

Ryder menyebutkan bahwa 81 juta orang lainnya tidak mendaftar sebagai pengangguran, tetapi keluar begitu saja dari pasar tenaga kerja.

"Entah mereka tidak dapat bekerja mungkin karena pembatasan pandemi atau kewajiban sosial atau mereka menyerah mencari pekerjaan," kata dia.

ILO mencatat, jam kerja yang hilang tahun lalu menyusutkan pendapatan tenaga kerja global sebesar 8,3 persen penuh.

Itu berarti penurunan sekitar 3,7 triliun dollar AS atau 4,4 persen dari keseluruhan produk domestik bruto (PDB) global.

Baca juga: Macam-Macam Pengangguran dan Cara Mengatasinya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com