Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Izin Kemenkes, Ini Tantangan Tes Covid-19 GeNose Buatan UGM

Kompas.com - 27/12/2020, 20:45 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Alat deteksi Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang diberi nama GeNoSe baru-baru ini telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan.

Izin itu telah diberikan pada 24 Desember 2020.

GeNose bisa mengidentifikasi virus corona dengan cara mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC).

Adapun VOC, terbentuk lantaran adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama napas. Oleh karena itu, orang yang akan diperiksa menggunakan GeNose terlebih dahulu diminta mengembuskan napas ke tabung khusus.

Epidemiolog Griffith Universiy Dicky Budiman mengapresiasi segala upaya dalam merespons pandemi, termasuk GeNose.

"Tentu kita apresiasi upaya-upaya ini, terutama berkaitan dengan testing. Walaupun PCR reliable, tapi lambat dan mahal. Kita perlu ada tes-tes lain yang lebih cepat dan murah," kata Dicky kepada Kompas.com, Minggu (27/12/2020).

Baca juga: Alat Deteksi Covid-19 GeNose Dapat Izin Kemenkes, Digunakan untuk Skrining atau Diagnosis?

Akan tetapi, dalam kondisi saat ini, GeNoSe tidak bisa menggantikan tes PCR untuk mengetahui secara pasti kasus konfirmasi.

Selain itu, Dicky menyebutkan, analisis terkait uji napas ini sangat kompleks.

Pasalnya, ada ratusan kandungan komponen yang keluar dari mulut, termasuk bakteri di saluran pernapasan.

"Kemudian juga harus diingat bahwa lingkungan juga berdampak pada kualitas uji yang menggunakan napas, apakah itu lingkungan rumah sakit, transportasi umum. Jadi ini tantangannya," jelas Dicky.

"Karena sekali lagi faktor lingkungan ini harus menjadi pertimbangan dalam analisis," ujar dia.

Harus tetap dievaluasi

Meski telah mendapat izin, GeNoSe harus tetap dimonitor dan diperbaiki akurasinya.

Menurutnya, alat tes GeNoSe ini hanya bersifat screening dini, seperti thermo gun.

"Ini sifatnya untuk screening dini, seperti thermo gun cuma ini jauh lebih sensitif, tapi tidak bisa menggantikan PCR, rapid test antibodi atau antigen," ujar Dicky.

"Karena bagaiamana pun PCR paling utama, kedua ya rapid test antigen. Rapid test antigen saat ini kan jauh lebih baik dibandingkan awal-awal," lanjut dia.

Seperti diketahui, GeNoSe telah melalui uji profiling dengan menggunakan 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 Bambanglipuro, Yogyatakarta.

Dari pengujian itu, diketahui tingkat akurasi GeNose mencapai 97 persen.

Satu unit GeNose diperkirakan seharga Rp 40 juta. Alat tersebut mampu melakukan sekitar 120 kali pemeriksaan per hari, dengan estimasi per pemeriksaan 3 menit selama 6 jam.

Sementara itu, biaya tes deteksi menggunakan GeNose hanya dibandrol sekitar Rp 15.000-25.000.

Baca juga: Catatan Ahli Biologi Molekuler untuk GeNose Buatan UGM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com