Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Varian Baru Virus Corona Picu Kekhawatiran Baru di Inggris

Kompas.com - 20/12/2020, 06:32 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa hari lalu, Inggris melaporkan temuan strain baru virus corona

Kepala Petugas Medis Inggris Chris Whitty, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (19/12/2020), menyebutkan, varian baru ini diidentifikasi bisa menyebar lebih cepat dan menuntut penanganan agar tak menyebabkan angka kematian yang lebih tinggi. 

"Seperti yang diumumkan pada hari Senin, Inggris telah mengidentifikasi varian baru Covid-19 melalui pengawasan genomik kesehatan masyarakat Inggris," kata Hitty.

Ia mengatakan, berdasarkan hasil data permodelan awal, kasus meningkat pesat di wilayah Tenggara Inggris.

Setelah publikasi temuan ini, Perdana Menteri Boris Johnson mengadakan pertemuan darurat dengan menteri kabinet bersama Kepala Penasihat Ilmiah Inggris, Pattrick Vallance.

Mengutip dari The Guardian, Sabtu (19/12/2020), Whitty telah memberitahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai jenis baru virus corona yang menyebar lebih cepat dari bentuk lain di Inggris ini.

Meski demikian, menurut dia, belum ada bukti bahwa virus itu lebih berbahaya.

Ia juga menyatakan, temuan strain baru ini tidak akan memengaruhi vaksin dan perawatan yang tengah dilakukan.

Baca juga: Dari Inggris hingga Afsel, Ini Varian Baru Virus Corona di Beberapa Negara

Kekhawatiran

Mutasi ini memicu kekhawatiran bahwa Inggris akan melakukan penguncian ketiga pada tahun baru.

Sementara itu, Kepala Wellcome Trust Jeremy Farrar mengatakan, informasi temuan strain baru ini menjadi perhatian yang sangat besar dan mengingatkan perlunya mengurangi penularan komunitas.

Temuan ini juga menunjukkan bahwa apa yang terjadi Inggris tidak dapat diprediksi.

“Tidak ada bagian dari Inggris dan secara global yang tidak perlu khawatir. Seperti di banyak negara, situasinya rapuh,” kata dia.

Ia mengingatkan, saat ini mungkin sulit merayakan kebersamaan bersama anggota keluarga dan teman.

Masyarakat harus mengurangi intensitas pertemuan supaya semua tetap aman.

"Dampak dari interaksi yang meningkat selama periode perayaan adalah masalah besar saat infeksi meningkat dan kemungkinan adanya varian baru," kata Farrar.

Sementara itu, Dr Erwan Birney Wakil, Direktur Jenderal Laboratorium Biologi Molekuler Eropa, mengatakan, virus-virus lain bermutasi secara teratur.

Akan tetapi, varian ini, menurut mereka, mengkhawatirkan ilmuwan.

“Ketika ada pertumbuhan (virus), selalu ada beberapa strain yang tumbuh dan beberapa menyusut. Yang menjadi perhatian para ilmuwan kali ini adalah bahwa ada satu jenis yang sangat berbeda. Ia memiliki lebih banyak lagi, mutasi yang berbeda, dan itu berkembang sangat kuat di tenggara Inggris,” kata dia. 

Meski demikian, lanjut dia, virus tersebut mungkin menjadi kurang ganas saat bermutasi. Artinya, dapat menularkan lebih cepat tetapi menyebabkan lebih sedikit penyakit.

Baca juga: WHO: Jenis Baru Virus Corona di Inggris Diselidiki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com