Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Dunia Bisa Mulai Bermimpi Pandemi Covid-19 Berakhir

Kompas.com - 05/12/2020, 07:50 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebrheyesus mengatakan masyarakat kini sudah bisa mulai memimpikan akhir dari masa pandemi Covid-19.

Bukan tanpa dasar, hal ini karena sejumlah uji coba vaksin virus corona yang dilakukan berbagai pihak telah menunjukkan hasil yang positif.

Beberapa kandidat vaksin yang dikembangkan bahkan menunjukkan efektivitas di atas 90 persen.

Dilansir AP, Sabtu (5/12/2020), Tedros mengingatkan agar negara-negara kaya dan berkuasa dalam hal meminta dosis vaksin tidak boleh menginjak negara miskin.

Vaksin harus didistribusikan secara setara sebagai barang global, bukan sebagai komoditas swasta yang semakin memperlebar kesenjangan.

Pernyataan-pernyataan itu disampaikan dalam kesempatan pidato di Majelis Umum PBB yang membicarakan pandemi virus corona, Jumat (4/12/2020).

Baca juga: WHO Perbarui Pedoman Covid-19 Soal Penggunaan Masker, Ini Isinya

Meski cahaya terang di ujung lorong panjang nan gelap sudah terlihat dan terus membesar, Tedros memperingatkan jalan di depan masih berbahaya.

Sebab adanya vaksin tidak bisa mengatasi kemiskinan, kelaparan, ketidaksetaraan, perubahan iklim, dan banyak masalah akar lain yang selama ini sudah berlangsung.

"Kita tidak bisa dan tidak boleh kembali ke pola produksi dan konsumsi eksploitatif yang dulu, pengabaian terhadap planet yang menopang semua kehidupan, siklus panik dan campur tangan, serta politik yang memecah belah memicu pandemi ini,” ujar dia.

Dalam setahun ini, dunia memiliki pengalaman yang begitu kompleks akibat datangnya penyakit baru yang merajalela.

Kasih sayang, bingung, pengorbanan, ilmu pengetahuan, teori konspirasi, solidaritas, inovasi, terganggunya berbagai urusan, perpecahan, dan banyak hal lain terjadi dalam waktu bersamaan selama pandemi Covid-19 berlangsung.

Melihat apa yang terjadi hari ini, Tedros menyebut kasus Covid-19 akan tumbuh subur di negara-negara yang memiliki ciri tertentu.

Baca juga: Update Corona Global: Pelantikan Joe Biden Kemungkinan Digelar Virtual

"Di mana sains tenggelam oleh teori konspirasi, di mana solidaritas dirusak oleh perpecahan, di mana pengorbanan diganti dengan kepentingan pribadi, virus tumbuh subur, virus menyebar," kata dia tanpa menyebut negara yang dimaksud.

Untuk itu, diharapkan dunia bersatu padu melawan penyakit ini dan menjadikannya musuh bersama. Saling bergotong-royong, mengedepankan ilmu pengetahuan, kepentingan bersama, dan menjadikan pengalaman pandemi sebagai pelajaran yang sangat berharga.

Tedros menyebut, selama ini banyak negara yang menganggap sistem kesehatan yang mereka miliki sudah cukup untuk melindungi masyarakatnya, karena berpegang pada pengalaman SARS, MERS, dan H1N1.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com