Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Antibodi Corona Bisa Hindarkan Infeksi Kedua, Setidaknya Hingga 6 Bulan

Kompas.com - 21/11/2020, 10:32 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar menggembirakan datang dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Oxford University, Inggris.

Disebutkan, antibodi yang dimiliki seorang penderita Covid-19 yang telah sembuh bisa menjaga dari potensi infeksi kedua, setidaknya selama 6 bulan.

Dikutip dari BBC, Sabtu (21/11/2020), penelitian ini dilakukan pada sejumlah staf di Oxford University Hospital.

Mereka secara teratur diuji terkait infeksi Covid-19 yang pernah dialami dan antibodi yang terbentuk di tubuhnya.

Antibodi ini terbentuk selama infeksi berlangsung dan bertugas menghentikan perjalanan virus corona ke dalam sel tubuh serta menyerang sistem kekebalan yang lainnya.

Terdapat lebih dari 12.000 petugas layanan kesehatan yang dilibatkan, 11.000 di antaranya tidak ditemukan antibodi yang dimaksud.

Baca juga: Update Corona Global: Dokter di Jerman Diduga Bunuh Pasien Covid-19 | Inggris Siap Memulai Vaksinasi Desember

Pada mereka yang tidak memiliki antibodi, 89 persen di antaranya menunjukkan gejala infeksi yang terbukti sebagai Covid-19 setelah melakukan tes usap.

Sementara mereka yang memiliki antibodi spesifik untuk virus corona, sebagian besar tidak menunjukkan indikasi infeksi di sepanjang masa studi selama 30 pekan.

Hanya saja, ternyata ada 3 orang yang terinfeksi Covid-19 meski sudah memiliki antibodi yang dibutuhkan.

Perberdaannya, infeksi yang terjadi pada mereka yang memiliki antibodi tidak menimbulkan gejala atau gangguan kesehatan apa pun (OTG).

Semakin banyak antibodi yang terbentuk, maka semkin rendah pula seseorang untuk kembali terinfeksi virus yang sama.

Konsultan infeksi, Dr Katie Jeffery, menyebut temuan Oxford ini sebagai satu kabar yang menggembirakan sebelum vaksin untuk Covid-19 ditemukan.

Studi lain yang dilakukan Public Health England menunjukkan antibodi dari jenis virus corona selain Sars-COV-2 yang sudah ada dalam tubuh seseorang, misalnya antibodi dari virus flu biasa, juga dapat melindungi dari Covid-19.

Baca juga: Penting Isolasi, Pembawa Virus Corona Sangat Menular Bisa Tularkan Setelah 5 Hari Infeksi

Sebanyak 25 persen orang yang mereka teliti memiliki antibodi atau T-Sel tinggi yang dapat mengenali Sars-COV-2.

Padahal, tidak semua dari mereka mengidap Covid-19.

Namun, Dr. Rupert Beale dari Francis Crick Institute mengatakan hanya sebagian kecil atau kurang dari 10 persen orang dewasa yang akan dilindungi oleh antibodi (Sel T) yang sudah ada sebelumnya. 

Berdasarkan data Worldometers, Sabtu (21/11/2020), total jumlah kasus Covid-19 di Inggris telah mencapai 1.473.508, dengan 54.286 kasus kematian.

Baca juga: Baju Hazmat Habis, Kami Tidak Bisa Antar Jenazah Pasien Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Tren
Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com