Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Terbaru Sebut NSAID Tidak Berhubungan dengan Keparahan Pasien Covid-19

Kompas.com - 22/09/2020, 13:31 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah studi baru menunjukkan bahwa obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen dan diklofenak tidak berhubungan dengan kondisi tingkat keparahan Covid-19.

Studi yang dilakukan oleh Universitas Denmark dan terbit 8 September 2020 di PLOS Medicine ini berbeda dengan kekhawatiran yang sempat muncul sebelumnya.

Sebagaimana diketahui, pada fase awal pandemi Covid-19, muncul kekhawatiran bahwa obat penghilang rasa sakit ibuprofen bisa memperparah pasien virus corona.

Ibuprofen maupun obat-obatan golongan NSAID lain, adalah obat yang beredar luas di pasaran. Sehingga pengaruh obat ini terhadap Covid-19 dianggap penting untuk diselidiki.

Baca juga: Pernah Dapat Warning dari WHO, Ibuprofen Diuji Coba sebagai Obat Covid-19

Penelitian

Studi baru mengenai NSAID sendiri dilakukan peneliti menggunakan data dari 9.326 warga Denmark yang dites positif virus SARS-CoV-2 sekitar 27 Februari hingga 29 April 2020.

Para peneliti mengamati data pasien yang meliputi penggunan NSAID, kasus kematian dalam waktu 30 hari terakhir, rawat inap, masuk ICU, ventilasi mekanis dan terapi penggantian ginjal akut.

Dari data tersebut ada 248 orang (2,7 persen) yang menerima resep NSAID dalam rentang waktu 30 hari usai positif.

Hasilnya para peneliti menyimpulkan tidak melihat ada hubungan antara penggunaan NSAID dan keparahan pasien.

“Kami memeriksa apakah penggunaan NSAID dikaitkan dengan mortalitas 30 hari dan hasil yang merugikan pada populasi nasional individu positif SARS-CoV-2. Penggunaan NSAID tidak terkait dengan peningkatan mortalitas 30 hari, sebuah temuan yang kuat dalam berbagai analisis tambahan, " kata penulis penelitian dikutip dari FOXNews.

Menurut hasil penelitian, mereka yang positif dan diobati dengan NSAID sebanyak 6,3 persen meninggal, 24,5 persen dirawat di rumah sakit, dan 4,9 persen di ICU.

Jumlah tersebut tidak berbeda signifikan secara statistik dengan mereka yang dites positif akan tetapi tidak diobati dengan NSAID yakni 6,1 persen meninggal, 21,2 persen dirawat rumah sakit dan 4,7 persen di ICU.

“Mempertimbangkan bukti yang tersedia, tidak ada alasan untuk menarik penggunaan NSAID yang diindikasikan dengan baik selama pandemi SARS-CoV-2,” kata para penulis dikutip dari Medical Express

Meski demikian penulis mengingatkan untuk tetap mempertimbangkan efek samping NSAID selama penggunaan obat tersebut.

“Namun, efek samping NSAID yang sudah mapan, terutama efek ginjal, gastrointestinal, dan kardiovaskular, harus selalu dipertimbangkan, dan NSAID harus digunakan dalam dosis serendah mungkin untuk durasi sesingkat mungkin untuk semua pasien,” lanjut mereka.

Baca juga: WHO: Hindari Konsumsi Ibuprofen untuk Obati Gejala Infeksi Virus Corona

Sempat dilarang

Penggunaan NSAID sempat tidak direkomendasikan bagi orang yang diketahui positif Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com