Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Negara yang Dianggap Mematikan bagi Pejuang dan Aktivis Lingkungan

Kompas.com - 01/08/2020, 19:57 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perjuangan para aktivis lingkungan terus di penjuru dunia tak pernah luput dari jalan terjal.

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Global Witness baru-baru ini, 212 aktivis terbunuh pada 2019, naik 30 persen dari 2018 yang berjumlah 164.

Dari 212 orang itu, 40 persen di antaranya merupakan penduduk asli atau pemilik tanah.

Lebih dari dua pertiga kasus pembunuhan aktivis terjadi di Amerika Latin dengan Kolombia yang menduduki puncak daftar.

Meningkatnya konflik atas kelangkaan sumber daya lahan di masa meningkatnya permintaan konsumen global memaksa para pemimpin masyarakat adat dan tradisional untuk melindungi wilayah mereka.

"Masyarakat adat rentan terhadap serangan yang tidak proporsional," kata Juru Kampanye di Global Witness, Rachel Cox, dikutip dari DW, Selasa (28/7/2020).

Sementara itu, seorang peneliti di bidang keadilan lingkungan di Sussex University menyebut angka sebenarnya jauh lebih besar dari laporan itu.

Berikut lima negara yang mencatatkan tingkat kematian aktivis lingkungan tertinggi pada 2019:

Filipina

Filipina masih menjadi negara paling mematikan bagi aktivis lingkungan dengan 46 kematian atau meningkat 53 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sebanyak 26 pembunuhan di antaranya terjadi berkaitan dengan agribisnis.

Koordinator Nasional Jaringan untuk Lingkungan Kalikasan, Leon Dulce, mengatakan, adanya kemungkinan kekerasan yang lebih besar pada waktu mendatang.

"Kami bersiap untuk lebih banyak kekerasan, seiring upaya pemerintah dalam memperluas pertambangan dan penebangan dengan dalih pemulihan ekonomi akibat Covid-19," kata dia.

Presiden Duterte juga menggunakan undang-undang anti-teror untuk menekan para aktivis dengan menyebut mereka sebagai penjahat.

Pulau Mindano masih menjadi lokasi terbanyak dengan 19 kasus pembunuhan terkait lingkungan. Penyerangan banyak dialami khususnya oleh warga pribumi atau masyarakat Lumad.

Baca juga: Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ingin Pengedar Narkoba Disuntik Mati

Brazil

Dorongan agresif Presiden Brazil Jair Bolsonaro untuk memperluas pertambangan berskala besar dan agribisnis di Amazon telah memaksa masyarakat adat berada di garis depan perlawanan ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

Tren
7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com