Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protokol VDJ untuk Mengurangi Risiko Penularan Corona, Apa Itu?

Kompas.com - 09/06/2020, 12:30 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak wabah Covid-19 melanda, masyarakat terpaksa mengubah pola hidup secara drastis dengan tetap tinggl di rumah dan membatasi interaksi dengan orang lain, serta sebisa mungkin tidak bepergian ke luar rumah.

Mulai bulan Juni 2020, pemerintah Indonesia secara bertahap mencanangkan new normal atau kenormalan baru di beberapa daerah dengan melonggarkan batasan aktifitas serta membuka bisnis dan perkantoran kembali dengan syarat disiplin protokol kesehatan.

Namun meskipun demikian, belum semua orang mampu memahami konsep protokol kesehatan yang aman beserta tingkatan risiko penularan virus dalam setiap kegiatan.

Baca juga: 3C, Rahasia Jepang Kendalikan Covid-19 Tanpa Berlakukan Lockdown

Berangkat dari hal tersebut akun Instagram @pandemictalks kemudian menyampaikan konsep protokol V-D-J (Ventilasi-Durasi-Jarak) untuk diterapkan pada diri dan lingkungan.

Akun @pandemictalks diinisiasi oleh @kamilmoon_ , @firdzaradiany, dan @mutiaranissa. Mereka bertiga menghadirkan platform itu sebagai upaya untuk menyebarkan informasi edukatif terkait pandemi Covid-19.

Diharapkan dengan adanya protokol ini masyarakat lebih mudah mengukur resiko dan menekan kemungkinan penularan Covid-19.

Lalu, apa itu protokol V-D-J dan bagaimana efektifitasnya ditinjau dari sudut pandang medis

Berikut adalah paparan mengenai protokol V-D-J dari @pandemictalks dan tanggapan dari Tonang Dwi Ardyanto, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Pandemic Talks #covid19 (@pandemictalks) pada 2 Jun 2020 jam 5:18 PDT

Ventilasi

Risiko penularan Covid-19 akan lebih rendah jika ada aliran udara segar hingga terjadi dispersi virus. Berbeda jika di dalam ruangan tertutup dimana udara akan kembali resirkulasi.

"Ventilasi mengurangi risiko, karena laporan ilmiah menyatakan udara di ruangan tertutup dan ber-AC mempertinggi risiko penyebaran virus corona penyebab Covid-19," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com (8/6/2020).

Durasi

Apabila ada orang yang sudah terinfeksi Covid-19, maka virus akan bisa keluar dari mulut dan hidung saat bernafas, berbicara, bersin, atau batuk. Risiko penularan akan tinggi seiring lama durasi interaksi dengan orang yang belum terinfeksi.

"Untuk soal durasi, memang pembicaraan termasuk yang berpotensi menularkan, maka diwajibkan menggunakan masker. Maka sebenarnya, kita harus kampanyekan bahwa ketika berbicara di publik, terutama dengan microphone, harus tetap mengenakan masker secara benar," kata Tonang.

Tonang menjelaskan bahwa saat berbicara, tetap ada droplet yang terlontar, meskipun tidak terlihat oleh mata. Menurutnya hal tersebut bersifat alamiah.

"Justru yang tidak kasat mata itu yang ukuran kecil, lebih berisiko. Harus mengenakan masker. Anjurannya, kalau masker kain, sebaiknya dilapis minimal 2 serta hidung dan mulut harus tertutup," kata Tonang.

Baca juga: Mulai Masuk Kerja? Penting Perhatikan Ventilasi Ruangan untuk Cegah Penularan Corona

Jarak

Menjaga jarak aman sejauh 2 meter, tidak berkumpul dalam kelompok, dan jauhi tempat ramai atau physical distancing sangatlah penting untuk memperlambat penyebaran virus. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com