Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thailand Akan Produksi Vaksin Murah, Bisa Diakses Asia Tenggara

Kompas.com - 26/05/2020, 17:11 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Thailand mengumumkan pada minggu lalu bahwa mereka rencananya memiliki vaksin yang siap digunakan tahun depan.

Hal itu diumumkan setelah para peneliti di Universitas Chulalongkorn Bangkok berhasil melakukan uji coba pada tikus.

Seorang peneliti di Thailand pun mendorong terwujudnya vaksin tersebut yang hemat biaya dan dapat diakses di Asia Tenggara.

“Kami tidak bertujuan menghasilkan uang. Ini bukan masalah uang tetapi masalah aksesibilitas," kata Direktur pengembangan vaksin virus corona Kiat Ruxrungtham seperti dikutip Reuters, Senin (25/5/2020). 

Kiat dan timnya telah bermitra dengan para ilmuwan dan perusahaan biotek di Amerika Utara.

Baca juga: Duterte Tak Akan Buka Sekolah Sebelum Vaksin Virus Corona Ditemukan

Uji coba vaksin dilakukan terhadap monyet

Pada Sabtu (23/5/2020), uji coba Thailand terhadap vaksin dilakukan terhadap monyet dimulai.

Itu salah satu dari setidaknya 100 vaksin potensial dalam pekerjaan di seluruh dunia.

Dilansir VOA, Senin (25/5/2020), Direktur Pusat Penelitian Primata Nasional Thailand, Suchinda Malaivitjitnond mengatakan, suntikan vaksin diberikan kepada 13 monyet.

Dia juga berharap vaksin "buatan Thailand" akan lebih murah daripada obat Eropa atau Amerika.

Mereka ingin memproduksi vaksin secara massal di Thailand dengan harga yang lebih terjangkau di sana dan negara sekitar seperti Indonesia, Malaysia, Laos, Vietnam, dan Myanmar.

Baca juga: Uji Coba Pertama Vaksin Covid-19 Sudah Menunjukkan Hasil

Dia mengatakan, penting untuk tidak hanya mengandalkan ekonomi utama untuk mengembangkan dan memproduksi vaksin virus corona.

Kiat juga mempertanyakan jika nanti vaksin telah ditemukan di negara lain, apakah fasilitas manufaktur bisa menghasilkan jutaan bahkan milyaran dosis.

Oleh karena itu, negara kecil seperti Thailand dan sekitarnya, menurut Kiat, perlu melangkah dan membuat vaksin sendiri.

Hal itu akan mencegah kekurangan pasokan secara global.

Menurut WHO saat ini ada lebih dari 100 kandidat vaksin dengan berbagai tahap perkembangan di seluruh dunia. Setidaknya delapan di antaranya dalam uji klinis dengan manusia. 

Baca juga: Ikut Kembangkan Vaksin Virus Corona, Thailand Uji Coba ke Monyet

Kasus virus corona di Thailand

Thailand adalah salah satu negara yang sudah berhasil menekan penyebaran virus corona dan mulai mengurangi beberapa pembatasan.

Saat ini terdapat lebih dari 3.000 kasus dengan hanya 57 kematian. Dalam sebulan terakhir ini kasus baru yang dilaporkan Thailand tidak lebih dari 10 kasus setiap harinya.

Hal itu lebih sedikit dibanding negara-negara sekitarnya seperti Singapura, Indonesia dan Filipina yang melaporkan ratusan kasus setiap harinya.

"Jika tetangga kita masih memiliki angka infeksi yang tinggi maka kita tidak akan bertahan dalam jangka panjang," tambah Kiat.

Baca juga: Lewati Uji Tahap Pertama, Vaksin China Beri Harapan pada 100 Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Machu Picchu dan Borobudur

Machu Picchu dan Borobudur

Tren
6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com