Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Virus Corona di Afrika Muncul Lebih Lambat dari Perkiraan?

Kompas.com - 12/04/2020, 13:02 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketika kasus pertama virus corona di Afrika terdeteksi di Mesir pada Februari lalu, seluruh benua siap menghadapi beban pandemi yang telah menginfeksi lebih dari 1,6 juta ini.

Pakar kesehatan memperingatkan adanya krisis akibat virus corona di Afrika, wilayah yang sebagian besar rumah sakitnya kekurangan peralatan dan staf terlatih.

Virus corona kini telah menyebar di 52 negara Afrika. Meskipun ada peningkatan stabil dalam jumlah kasus yang dikonfirmasi, Afrika masih berada di belakang kurva global untuk infeksi dan kematian.

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bulan lalu memperingatkan Afrika untuk bersiap menghadapi evolusi dramatis pandemi, meski pemerintah telah memberlakukan pembatasan dalam mengekang penyebaran.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 12 April: 1,7 Juta Kasus, 401.517 Sembuh, 108.544 Meninggal

Posisi Afrika

Staf supermarket mengeluarkan bungkusan tisu toilet dan barang penting lainnya setelah pembeli mengosongkan rak saat pemerintah mengumumkan langkah untuk membatasi infeksi virus corona (COVID-19) di Hillcrest, Afrika Selatan, Senin (16/3/2020). Di tengah kepanikan wabah virus corona, selain kebutuhan pokok, tisu toilet menjadi salah satu barang yang paling diburu di banyak negara.ANTARA FOTO/REUTERS/ROGAN WARD Staf supermarket mengeluarkan bungkusan tisu toilet dan barang penting lainnya setelah pembeli mengosongkan rak saat pemerintah mengumumkan langkah untuk membatasi infeksi virus corona (COVID-19) di Hillcrest, Afrika Selatan, Senin (16/3/2020). Di tengah kepanikan wabah virus corona, selain kebutuhan pokok, tisu toilet menjadi salah satu barang yang paling diburu di banyak negara.

Sampai saat ini, virus corona telah menginfeksi lebih dari 12.800 orang dengan setidaknya 692 kematian di Benua Afrika.

Tercatat hanya Kepulauan Komoro dan kerajaan kecil Lesotho yang belum mengumumkan adanya kasus Covid-19.

Sementara Afrika Selatan menjadi negara yang terkena dampak paling buruk dengan lebih dari 2.000 kasus infeksi dan 24 kematian, jauh di belakang Eropa.

"Selama empat hari terakhir kita dapat melihat bahwa jumlahnya sudah dua kali lipat," kata Michel Yao, manajer program tanggap darurat WHO Afrika, dilansir dari AFP.

"Jika tren ini berlanjut, beberapa negara mungkin akan segera menghadapi puncak terbesar," sambungnya.

Baca juga: Gas Air Mata dan Peluru Karet, Cara Afrika Tertibkan Warganya Saat Lockdown

Angka kasus tak sesuai?

Para chauffeur menunggu penumpangnya tiba di Bandara Internasional Cape Town, Afrika Selatan, Senin (16/3/2020). Mereka memakai masker sebagai upaya pencegahan agar tidak terjangkit virus corona.NIC BOTHMA/EPA-EFE Para chauffeur menunggu penumpangnya tiba di Bandara Internasional Cape Town, Afrika Selatan, Senin (16/3/2020). Mereka memakai masker sebagai upaya pencegahan agar tidak terjangkit virus corona.

Tanda tanya besar dalam analisis virus corona di Afrika mungkin diperparah dengan kurangnya kapasitas pengujian.

Kendati ada sumbangan lebih dari satu juta alat tes dari Jack Ma, sebagian besar negara Afrika kekurangan peralatan yang dibutuhkan untuk mendeteksi wabah tersebut.

Afrika Selatan yang memiliki sistem perawatan kesehatan paling maju di Afrika sub-Sahara, sejauh ini hanya berhasil menguji sekitar 73.000 dari 57 juta penduduknya.

"Ini terlalu rendah untuk jenis tantangan yang dihadapi Afrika Selatan," kata Menteri Kesehatan Zweli Mkhize yang berharap meningkatkan hingga 30.000 tes per hari.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4 Drama Indonesia vs Korsel, Diwarnai 2 Kartu Merah dan Manuver Ernando Ari

4 Drama Indonesia vs Korsel, Diwarnai 2 Kartu Merah dan Manuver Ernando Ari

Tren
Duduk Perkara Warganet Beli Sepatu Rp 10 Juta, tapi Ditagih Bea Cukai Rp 31 Juta

Duduk Perkara Warganet Beli Sepatu Rp 10 Juta, tapi Ditagih Bea Cukai Rp 31 Juta

Tren
Ramai soal Porter Stasiun Disebut Tidak Dapat Gaji, Ini Penjelasan KAI

Ramai soal Porter Stasiun Disebut Tidak Dapat Gaji, Ini Penjelasan KAI

Tren
Alasan Seseorang Punya Kebiasaan Menunda-nunda, Apa Dampaknya?

Alasan Seseorang Punya Kebiasaan Menunda-nunda, Apa Dampaknya?

Tren
Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Tren
Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

Tren
Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com