Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adam Castillejo, Pasien Kedua di Dunia yang Dinyatakan Sembuh dari HIV

Kompas.com - 11/03/2020, 14:45 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Penyakit AIDS yang disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV) dapat mengancam siapapun apabila tidak ditangani dengan tepat.

HIV merupakan virus yang mengganggu sistem kekebalan tubuh. 

Penularan virus ini bisa terjadi melalui pemakaian jarum suntik secara bergantian, menggunakan peralatan tato dan tindik yang tidak disterilkan, serta seks tanpa pengaman.

Namun salah satu pasien di London, Inggris, Adam Castillejo (40) dinyatakan sembuh dari AIDS.

Ia pertama kali didiagnosis mengidap HIV pada 2003 lalu.

Pernyataan itu sekaligus membuat Castillejo menjadi orang kedua yang berhasil sembuh dari penyakit mematikan tersebut.

Baca juga: Mengenal Gejala dan Cara Penularan HIV/AIDS...

Bebas HIV

Dilansir dari BBC, Adam Castillejo bebas dari virus HIV selama 30 bulan setelah menghentikan terapi anti-retroviral.

Sebelumnya, seorang pasien di Berlin, Timothy Brown menjadi orang pertama yang dilaporkan sembuh dari HIV setelah tiga setengah tahun menjalani pengobatan yang serupa dengan Adam Castillejo.

Sebuah jurnal Lancet HIV melaporkan, Castillejo disembuhkan bukan dengan obat-obatan, melainkan dengan pengobatan sel induk yang ia terima untuk kanker yang juga dideritanya.

Para donor sel-sel induk tersebut memiliki gen yang tidak biasa.

Baca juga: Jangan Salah Memahami, Ini Beda HIV dan AIDS

Seperti apa pengobatannya?

Peneliti utama dari Universitas of Cambridge, AS, Prof Ravindra Kumar Gupta mengungkapkan, pihaknya telah menemukan metode (temuan) yang berhasil sebagai obat untuk HIV.

Ia menjelaskan, pihaknya melakukan transplantasi sel induk yang tampaknya menghentikan virus untuk dapat mereplikasi di dalam tubuh dengan mengganti sel kekebalan pasien dengan sel donor yang melawan infeksi HIV.

"Ini mewakili penyembuhan HIV dengan nyaris pasti. Kami sekarang memiliki dua setengah tahun dengan remisi bebas retroviral," ujar Prof Ravindra kepada BBC News.

"Temuan ini menunjukkan bahwa keberhasilan transplantasi sel induk sebagai obat untuk HIV, pertama kali dilaporkan sembilan tahun lalu di pasien Berlin, dan dapat ditiru," lanjut dia.

Namun, metode tersebut tidak akan menjadi pengobatan bagi jutaan orang di seluruh dunia yang mengidap HIV.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com